Liputan6.com, Sydney - Australian Export Grains Innovation Centre (AEGIC) menyesalkan sejumlah perubahan regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia. AEGIC mengingatkan, perubahan peraturan tersebut bisa berakibat pengurangan volume ekspor petani gandum Australia ke Indonesia.
Mengutip laman Farmweekly.com, Selasa (8/7/2014), selama ini, para petani dan eksportir Australia telah menikmati keuntungan dari kedekatan geografis antara Australia dengan Indonesia. Namun kini, AEGIC khawatir, penurunan tarif dan pembatasan kuota impor tepung gandum dapat mengurangi potensi impor Indonesia atas gandum Australia sebesar 500 ribu hingga 600 ribu ton gandum per tahun.
Pimpinan Program AEGIC, Roslyn Jettner mengatakan, jumlah tersebut cukup besar karena mencapai 16 persen dari total 3,7 juta ton yang diimpor Indonesia dari Australia pada tahun lalu.
Pada 2012, Indonesia sempat memberlakukan bea impor tepung terigu sebesar 20 persen sebagai bentuk perlindungan atas industrinya. Tarif masuk tersebut kemudian dikurangi menjadi 5 persen.
AEGIC mengungkapkan, baru-baru ini Pemerintah Indonesia memberlakukan kuota impor tepung terigu sebanyak 441.141 ton hingga Desember tahun ini. Pemerintah juga melakukan pembatasan pengiriman hanya ke tujuh pelabuhan tertentu di Indonesia.
Jettner mengatakan, langkah tersebut berdampak pada perkiraan peningkatan impor gandum sebesar 6 persen selama 2014 yang diprediksi mencapai 7,1 juta ton.
Meski demikian, kepala badan perdagangan dan pemasaran CBH Jason Craig mengatakan, belum ada yang perlu dikhawatirkan mengenai keputusan Indonesia tersebut.
"Indonesia merupakan negara yang memiliki sangat banyak konsumen untuk gandum Australia, permintaan gandum kami di pasar Indonesia kemungkinan besar justru meningkat di tengah besarnya pertumbuhan populasi Indonesia," terang Craig.
Wakil Presiden Grain Industry Association of WA (GIWA), Sean Powell juga memiliki prediksi yang sama. Dia mengatakan, seberat 400 ribu ton tepung dikoversi dari 600 ribu biji gandum. Tapi jika Indonesia melepas batasan terebut, pemerintah dapat memproduksi lebih banyak tepung.
"Tak akan ada ekspor yang berkurang dari Australia ke Indonesia," tandasnya. (Sis/Gdn)
Batasan Kuota Impor RI Bisa Goyang Pengusaha Gandum Australia
Permintaan gandum kami di pasar Indonesia kemungkinan besar justru meningkat di tengah besarnya pertumbuhan populasi Indonesia.
diperbarui 08 Jul 2014, 12:00 WIBDiterbitkan 08 Jul 2014, 12:00 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
6 Potret Lawas Zahwa Nadhira, Terpaut Usia 9 Tahun dengan Anak Mahfud MD
RUU Tax Amnesty Masuk Prolegnas 2025, Analis Beri 3 Catatan
Min Hee Jin Umumkan Resmi Keluar dari ADOR, Sebut HYBE Perusahaan Tak Bermoral
Ahmad Dhani Hadiri Rapat Komisi X DPR-RI, Siang Jadi Dewan Malam Jadi Dewa
Saksikan Sinetron Saleha Episode Rabu 20 2024 Pukul 18.15 WIB di SCTV, Simak Sinopsisnya
6 Fakta Inul Daratista Bongkar Penipuan OB, Uang Curian Dipakai Judi Online
KTT G20 Brasil, Prabowo Ungkap Indonesia Pindahkan Ibu Kota karena Permukaan Laut Naik
Bursa Incar Lebih Banyak Emiten Gabung IDX Net Zero Incubator pada 2025
Akuntansi Pemerintah Adalah: Sistem Pengelolaan Keuangan Negara yang Transparan dan Akuntabel
Ini 5 Dampak Terpilihnya Donald Trump ke Ekonomi Dunia
ASUS Vivobook S 14 OLED S5406, Sang Laptop Ringan dan Tipis yang Mudah Dibawa ke Mana Saja!
Kerja Marketing Adalah Kunci Sukses Bisnis: Panduan Lengkap