Imbauan Menteri ESDM Supaya Kuota BBM Tak Jebol

Menurut Menteri ESDM, Jero Wacik, pihaknya mengawal kuota BBM bersubsidi hingga 20 Oktober 2014, dan kenaikan harga BBM di tangan Jokowi.

oleh Septian Deny diperbarui 01 Sep 2014, 16:37 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2014, 16:37 WIB
Ironi BBM Bersubsidi
BBM bersubsidi sejatinya ditujukan bagi rakyat menengah kebawah namun pada kenyataanya tak sedikit kalangan berduit yang tanpa rasa malu memilih BBM bersubsidi.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik mengimbau, para pengguna mobil, khususnya mobil mewah untuk tidak menggunakan BBM bersubsidi mulai saat ini. Langkah ini dilakukan agar kuota BBM bersubsidi mencukupi hingga akhir tahun.

"Kalau kamu mau menghemat semua jangan beli premium semua, bisa gak jebol tuh. Kamu kampanye dong bantu-bantu, yang punya mobil jangan pakai premium lah, malu dong. Negaranya susah kok gak mau urun-urunan. Beli lah Pertamax," ujar Jero di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (1/9/2014).

Dia mengatakan, penghematan konsumsi menjadi jalan lain selain menaikkan harga BBM. Pasalnya kenaikan BBM akan berat jika dilakukan pada pemerintah saat ini.

"Akibatnya sekarang berat nih, nah untuk yang sekarang Presiden SBY sisa 1,5 bulan (masa jabatan), ini sulit. Timingnya tidak tepat karena sudah naikkan BBM pada 2013, 2014 habis naikkan TDL juga (tarif dasar listrik)," lanjutnya.

Meski demikian, Jero membantah, pemerintahan SBY tidak berani untuk menaikan harga BBM. Buktinya, pada pemerintahan sudah beberapa kali menaikan harga BBM.

"Nah tapi kan kemarin ada polemik seolah-oleh Presiden SBY takut menaikkan harga BBM. Nggak, nggak takut. Buktinya sudah 4 kali. Jadi bukan gak pernah, 4 kali sudah kita naikkan, yang sukses, yang gagal 1 kali," kata Jero.

Jero juga menyatakan, skema dan waktu yang tepat untuk menaikkan harga BBM akan diserahkan kepada pemerintahan mendatang. Hal ini karena menurut dia tugas mengawal jalannya pemerintahan sudah hampir selesai sehingga lebih baik jika langkah kenaikan harga BBM ini diatur oleh pemerintahan Jokowi-JK. Pemerintahan SBY hanya mengawal kuota BBM hingga 20 Oktober 2014.

"Apapun yang baik, kan nanti ada tim baru. Tim kami kan sudah mau selesai, jadi nanti serahkan lah kepada pemerintahan yang baru, kita bantu pemerintahan baru supaya sukses, Pak Jokowi. Kita nggak ada usulan, kita kawal sampai Oktober, habis itu kita serahkan pada pemerintahan baru," tandasnya. (Dny/Ahm)

 

*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya