Chairul Tanjung Berkisah Peliknya Bangun Jembatan Dumai-Malaka

Pemerintah kukuh terhadap keputusan membangun lebih dulu JSS sepanjang 29 kilometer (km) daripada jembatan Dumai-Malaka karena satu alasan.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 09 Sep 2014, 14:14 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2014, 14:14 WIB
Jembatan Selat Sunda
(foto: Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Desakan untuk membangun jembatan yang menghubungkan Dumai, Riau menuju Malaka, Malaysia terus digaungkan demi menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Namun sayang, Indonesia tak tertarik dengan permintaan pihak Malaysia karena menunggu terkoneksinya Jawa-Sumatera dengan Jembatan Selat Sunda (JSS).

"Dari zaman Perdana Menteri Malaysia Mahatir Muhammad sampai Najib Razak selalu minta izin kapan bisa sambungkan Dumai-Malaka. Saya jawab pasti tersambung tapi tunggu Jawa-Sumatera terhubung," ucap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Chairul Tanjung di Jakarta, Selasa (9/9/2014).

Menurutnya, pemerintah kukuh terhadap keputusan membangun lebih dulu JSS sepanjang 29 kilometer (km) daripada jembatan Dumai-Malaka karena satu alasan.

"Kalau mereka menghubungkan dulu Malaysia-Indonesia, maka bisa saja Sumatera jadi bagian dari Malaysia. Bukan dalam arti teritorinya masuk ke Malaysia, tapi secara ekonomi akan kesedot ke sana," papar dia.

Dengan skenario ini, CT mengaku, pemerintah berusaha membangun JSS sebagai satu kawasan strategis lengkap dengan industri terintegrasi.

Sayangnya, megaproyek senilai Rp 200 triliun itu masih jalan di tempat. Bahkan proyek JSS akan disodorkan kepada pemerintahan Jokow Widodo karena tak sanggup diselesaikan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"JSS masih dalam tahap paling dasar sekali, makanya diserahkan ke pemerintahan baru kebijakannya," jelasnya.

Sambil menunggu proses panjang JSS, tambah CT, pihaknya meminta kepada Kementerian Perhubungan untuk menggarap jembatan laut. Pembangunan laut ini melalui pembangunan pelabuhan Bakauheni, Lampung dan pengadaan kapal-kapal bermuatan besar.

"Jadi di pelabuhan Merak dan Bakauheni diperbaiki, diperbesar bahkan kalau perlu Merak dipindahkan. Kapal berkapasitas besar diperbanyak supaya lalu lintas khususnya barang nggak memiliki masalah. Jadi nggak ada disparitas lagi antara Jawa dan Sumatera, sehingga logistik jadi murah, mudah dan efisien," imbuh CT. (Fik/Nrm)

 

* Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya