Liputan6.com, Jakarta - The Royal Bank of Scotland (RBS) memperkirakan kondisi perekonomian Indonesia, khususnya terkait nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan bergerak stabil hingga penghujung tahun ini meski dirundung sentimen kenaikan tingkat suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed).
Kepala Ekonom RBS untuk Asia Tenggara, Vaninder Singh memprediksi, defisit neraca pembayaran Indonesia akan berada pada level 2,8 persen dari total Gross Domestik Product (GDP) di akhir tahun ini. Angka ini lebih rendah dari realisasi defisit 2013 yang tercatat sebesar 3,3 persen.
"Optimisme tersebut didasarkan dari sinyal-sinyal penyesuaian ekonomi lebih cepat paska pemilihan Presiden dan ekspor mineral olahan yang dalam beberapa bulan meningkat. Sehingga kami juga memprediksi pertumbuhan ekonomi pada tahun ini sebesar 5,2 persen," tutur dia di Jakarta, Selasa (16/9/2014).
Angin segar bagi Indonesia tidak berhenti sampai di sini. Vaninder yakin Indonesia akan mendulang peningkatan ekspor produk manufaktur. Keuntungan tersebut juga ditopang dari pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Jadi Indonesia akan siap menghadapi potensi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika yang diperkirakan dilakukan pada tahun depan," jelasnya.
Riset yang dilakukan oleh RBS juga memproyeksikan bahwa Bank Indonesia akan mempertahankan status quo sampai pertengahan 2014 dengan melihat penyesuaian ekonomi dan defisit transaksi berjalan saat ini.
"BI telah melakukan usaha baik bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk fokus pengawasan makroprudential bank. Tujuannya untuk mendorong bank menurunkan rasio utang deposit mereka. Jadi proses penyesuaian ekonomi Indonesia akan mulai terlihat signifikan di beberapa kuartal ke depan," pungkas Vaninder. (Fik/Gdn)
*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!
Bank Sentral Amerika Naikkan Suku Bunga, Ekonomi RI Tetap Aman
Indonesia akan siap menghadapi potensi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika yang diperkirakan dilakukan pada tahun depan.
diperbarui 16 Sep 2014, 17:04 WIBDiterbitkan 16 Sep 2014, 17:04 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 Liga InternasionalHasil Liga Champions: 3 Wakil Italia Berjaya
6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Kisah Umar bin Abdullah Memerdekakan Budak yang Pura-Pura Sholat, Diceritakan Gus Baha
Alasan Warga Palembang Pilih Golput, Lokasi Jauh Hingga Dapat Serangan Fajar
Maksimalkan Produktivitas dengan Laptop Tipis Premium ASUS Zenbook S 14 UX5406
Megawati Sampaikan Sikap PDIP soal Hasil Pilkada 2024: Jaga Suara dan Kumpulkan Bukti Intimidasi Aparatur Negara
Perusahaan Ini Bakal Bangun PLTA Cibuni 3 dan Cimandiri 3 di Sukabumi
Prospek Makin Cerah, Bali Jadi Destinasi Investasi Properti Populer di Asia
Bacaan Doa Setelah Sholat Dhuha 4 Rakaat, Jadi Amalan Pembuka Rezeki
Mendag Budi Lepas Ekspor Produk Kerajinan Bantul Senilai Rp2 Miliar
SukkhaCitta hingga BeeMe Raih Local Heroes Brand 2024, Apresiasi bagi Jenama Lokal yang Menginspirasi
Daftar Lengkap Peserta BWF World Tour Finals 2024, Indonesia Berapa Wakil?
VIDEO: Praperadilan Tom Lembong Ditolak, Kasus Korupsi Impor Gula Berlanjut!
Hasil Hitung Cepat SMRC Pilkada Jakarta 100%: RK-Suswono 38,8%, Dharma-Kun 10,17%, Pramono-Rano 51,03%