Liputan6.com, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mempertanyakan sikap Wakil Presiden Jusuf Kalla yang terkesan ngotot dalam menaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi.
Politisi PDIP, Effendi Simbolon ingin melihat lebih dalam apakah rencana untuk menaikkan harga BBM Subsidi tersebut benar-benar merupakan kebijakan pemerintah atau hanya keinginan dari Wakil Presiden Jusuf Kalla semata.
"Makannya itu saya perlu melihat, kok kayanya Pak jusuf Kalla yang bernafsu melakukan manuver (naikan harga BBM) yang luar biasa," ujar Effendi di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (5/11/2014).
Dengan dugaan tersebut, Effendi meminta agar pemerintah tidak terburu-buru dalam menaikan harga BBM bersubsidi.
"Mari kita duduk lebih baik lebih tenang, apakah nanti kenaikan itu benar untuk memakmurkan rakyat. JIka benar, kenapa tidak dinaikan saja. Tapi kan bisa lihat," jelasnya.
Selain itu, Effendi juga meminta agar kenaikan tersebut dikaji secara akademis dan benar bisa dialokasikan ke sektor lainnya untuk rakyat sejahtera.
"Jadi kan semuanya harus berlandasan kajikan dari berbagai akademis, dan lembaga keilmuan lainnya. Kita yakini, 10 tahun di pemerintahan bukan (selalu) anti pada penyesuaian harga. Kami yakin harga masih bisa disesuaikan, intinya dilakukan untuk sektor (menyentuh masyarakat) secara langsung," pungkasnya.
Sebelumnya, JK menegaskan, kenaikan harga BBM akan terjadi pada bulan November ini. Kalla menjelaskan, pemerintah harus menaikkan harga BBM untuk mengalihkan subsidi ke sektor yang lebih produktif.
Dia menuturkan, pemerintah masih akan mencari waktu yang tepat sambil menunggu penyebaran Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).
Menurut JK, subsidi BBM akan dialihkan ke beberapa program lain yang dianggap lebih memberikan manfaat terhadap masyarakat secara merata dan signifikan. (Â Putu Merta/Gdn)
Politisi PDI Perjuangan Pertanyaan Sikap Pemerintah Soal BBM
Effendi MS Simbolon juga meminta agar kenaikan tersebut dikaji secara akademis dan bisa dialokasikan ke sektor yang benar.
diperbarui 05 Nov 2014, 18:33 WIBDiterbitkan 05 Nov 2014, 18:33 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Reduce Adalah: Memahami Konsep Pengurangan Sampah untuk Lingkungan Lebih Baik
Proposal Adalah: Pengertian, Jenis, Struktur, dan Cara Membuatnya
Waspada Penipuan Aktivasi IKD, Warga Diimbau Gunakan Loket Resmi
Google Gemini Bisa Apa Saja? Begini Cara Kerjanya
3 Penyakit yang Bisa Diatasi dengan Daun Salam, Apa Saja?
202 CEO Global Mengundurkan Diri di 2024, Ada Apa?
Manchester United Bakal Sikut Tottenham demi Rekrut Pemain Murah Berkualitas di Musim Panas 2025
Menguliti Bahasa Tubuh Benjamin Netanyahu dan Donald Trump Saat Berencana Merelokasi Warga Palestina dari Gaza
6 Potret Beda Penampilan Lesti Kejora di Akikah Anak Pertama dan Kedua, Memesona
Pihak Ari Bias Tanggapi Kontroversi Putusan Gugatan Terhadap Agnez Mo Terkait Lagu Bilang Saja
PBVSI: Induk Organisasi Bola Voli di Indonesia yang Mengembangkan Prestasi Olahraga Nasional
Produktif adalah: Kunci Sukses dalam Kehidupan dan Karier