Kalahkan China, India Jadi Konsumen Emas Terbesar di Dunia

India kembali merebut posisinya dari China sebagai konsumen emas terbesar di dunia setelah permintaan emasnya melonjak hingga hampir 60%

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 14 Nov 2014, 11:40 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2014, 11:40 WIB
Ilustrasi Harga Emas
Ilustrasi Harga Emas (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, New Delhi - India kembali merebut posisinya dari China sebagai konsumen emas terbesar di dunia setelah permintaan di Negeri Tirai Bambu tersebut melemah sepanjang kuartal tiga. Menurut laporan World Gold Council, permintaan emas di China memang anjlok hampir 60 persen dalam kurun waktu tersebut.

Mengutip laman Financial Times, Jumat (14/11/2014), harga yang lebih rendah, administrasi baru Perdana Menteri Narendra Modi, dan prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih baik mendorong permintaan emas India yang sebelumnya merosot.

"Meski pembeli India cenderung hati-hati dalam membeli emas saat harganya masih belum stabil, peluang membeli emas di harga rendah tetap menarik minat sebagian penduduk," seperti tertulis dalam laporan tersebut.

Total permintaan emas India berjumlah 225 ton pada kuartal III tahun ini. Jumlah tersebut mengalahkan pembelian emas di China dan Taiwan seberat 194,1 ton pada periode yang sama.

secara keseluruhan, permintaan emas India meningkat 60 persen menjadi 182,9 ton selama tiga bulan hingga September.

"Kami benar-benar melihat momentum pergerakan emas yang positif di pasar India. Modi benar-benar meningkatkan optimisme pertumbuhan ekonomi India. Pembelian emas tampak baik dan akan terus mendorong pasar emas global," ungkap Head of Market Intelligence World Gold Council, Alistair Hewitt.

Para penduduk India juga akan membanjiri pasar emas selama festival Diwali pada Oktober dan meningkatkan permintaan di beberapa waktu tertentu.

Meski begitu, permintaan emas dunia secara keseluruhan melemah 2 persen ke level terendah dalam hampir lima tahun terakhir. Sementara harga emas menyentuh level terendah dalam empat tahun terakhir senilai US$ 1.132 per ounce bulan ini.

Kondisi tersebut membuat para investor berpaling dari logam yang bisa digunakan sebagai nilai lindung investasi tersebut. Sebelumnya, harga emas sempat pulih ke level US$ 1.158 per ounce tapi turun tiga persen sepanjang tahun. ( Sis/Ndw)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya