Sistem Transportasi Akar Masalah Konsumsi BBM Membengkak

Kenaikan konsumsi BBM dikatakan bukan hanya karena penambahan jumlah kendaraan. Ada akar utama permasalahan lain: sistem transportasi.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 18 Nov 2014, 20:00 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2014, 20:00 WIB
Angkutan Umum Tua Tak Boleh Jalan di Jakarta
Menurut Pemda DKI, pencabutan izin kendaraan umum tidak akan mengurangi transportasi publik di Ibukota. Karena saat ini Pemda sedang gencar melakukan pengadaan ratusan bus Transjakarta (17/11/2014) (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kenaikan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) dikatakan bukan hanya karena penambahan jumlah kendaraan. Ada akar utama permasalahan lain, yaitu sistem transportasi. 

Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya mengatakan, permasalahan kemacetan harus dibenahi dengan beberapa cara diantaranya membuat sistem transportasi masal.

"Konsumsi BBM meningkat terus akar permasalahannya dibenahi juga, bagaimana sistem transportasinya, Jakarta kan macet kalau tidak macet pasti tidak seperti sekarang (konsumsinya BBM)," kata Hanung, di Jakarta, Selasa (17/11/2014).

Hanung menambahkan, usia mobil di Indonesia tidak ada yang berakhir karena tidak ada pembatasan yang ditetapkan pemerintah, sehingga konsumsi BBM akan terus meningkat dengan penambahan kendaraan baru.

"Di Indonesia mobil nggak ada yang meninggal, tahun 70 masih sehat waalafiat jalan-jalan. Di singapura nggak ada," ungkapnya.

Ia melanjutkan, sistem trafik yang mengharuskan kendaraan berputar jauh untuk mencapai tempat tujuan juga membuat konsumsi BBM meningkat. Hal tersebut seharusnya disederhanakan agar konsumsi bahan bakar berkurang.

"Kemudian seperti sistem traficc di Bandung misalnya banyak jalan satu arah, saya mau ke gedung itu nggak bisa langsung tapi karena satu arah ini kan pemborosan mutar gitu, kalau ini bisa dioptimalkan berkontribusi mengurangi konsumsi BBM transpoarasi, jangan hanya berfikir pertumbuhnan kendaraan," pungkasnya. (Pew/Nrm)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya