Dilatih BTPN, Istri Pensiunan Ini Raih Untung Rp 5 Juta per Bulan

Mulanya Maimuna hanya penjual kue kering besi tindis khas Manado dimana untuk tiap harinya hanya menjual 6 toples per hari.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 03 Des 2014, 15:50 WIB
Diterbitkan 03 Des 2014, 15:50 WIB
Maimuna, nasabah BTPN Manado

Liputan6.com, Manado - Masih ada rasa tak percaya pada diri Maimuna Nicolaas istri pensiunan TNI yang suaminya telah meninggal karena kanker. Bagaimana tidak, wanita berusia 65 tahun yang semula hanya menjual kue kering kecil-kecilan, kini memiliki usaha yang cukup diperhitungkan di kalangan pensiunan lainnya.

Maimuna pun menceritakan, mulanya dia hanya penjual kue kering besi tindis khas Manado dimana untuk tiap harinya hanya menjual 6 toples per hari dengan harga Rp 160 ribu per toples. Berjualan kue merupakan pendapatan lainnya selain mengandalkan dana pensiun.

Lanjutnya, tiap awal bulan dia selalu antre untuk mendapatkan uang pensiun. Kebetulan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) tengah menggerakan program Daya sebagai strategi bisnisnya yang meliputi pemberdayaan kesehatan seperti senam, penyuluhan kesehatan dan pengecekan kesehatan.

Namun, program itu tak berhenti di situ. Dia mengatakan program Daya juga meliputi pelatihan wirausaha untuk pensiunan.

"Program daya, saya biasanya ikut, seperti anda lihat tadi (senam). Terus diundang pelatihan wirausaha, saya diajarkan bagaimana mengelola usaha dengan baik," kata dia di Manado, Rabu (3/12/2014).

Lalu, ia pun juga mengatakan mendapat suntikan pinjaman modal usaha sebesar Rp 3 juta.

"Saya mendapat manfaat dari Daya, untuk itu saya diundang oleh BTPN," lanjutnya.

Benar saja, sejak mendapat suntikan modal dan pelatihan, usahanya pun bergerak cukup pesat. Dari sebelumnya hanya 6 toples menjadi 160 toples perhari. Dengan peningkatan produktivitas tersebut, dia mengaku memperoleh keuntungan Rp 5 juta per bulan.

Dia pun mengatakan, dengan berkembangnya bisnis, bisa membeli lapangan pekerjaan untuk orang lain.

"Kalau lagi sepi, saya kurangi. Saya bilang kalo rame bawa rumah, kalau rame saya antar, supaya mereka dapat penghasilan tambahan," tambah dia.

Kesulitan Usaha

Maimuna mengakui,  pemasaran adalah titik permasalahan terbesarnya. Dia sempat menitipkan dagangannya ke toko-toko di wilayah Manado.

Tapi, menitipkan dagangan di toko tidak memberi keuntungan baginya karena toko-toko itu tak memberikan tempat yang layak.

"Saya kecewa kenapa punya saya ditaruh di bawah, mungkin terlalu banyak, penataannya saya kecewa," ujar dia.

Dia mengatakan lebih menyukai pemasaran kue keringnya lewat pesanan-pesanan dari pelanggan. Terlebih, BTPN dalam programnya juga membantu lewat pemasaran online yang mendukung usahanya.

"Ini ada sering pasar online, sudah ada transaksi dari Sumatera, Jakarta,baru kemarin sudah kirim. BTPN yang ngajarin, nanti diurus BTPN," tandas dia. (Amd/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya