Jamu RI Harus Mendunia Seperti Pengobatan China

Saat ini Indonesia berada diurutan nomor 2 di dunia dalam kepemilikan varietas tanaman berkhasiat, seperti jamu.

oleh Septian Deny diperbarui 21 Des 2014, 14:19 WIB
Diterbitkan 21 Des 2014, 14:19 WIB
Jamu Herbal 1 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Jakarta - Industri jamu dalam negeri berharap pemerintah terus mendorong konsumsi jamu di dalam negeri. Hal ini diharapkan akan membawa dampak positif bagi perkembangan industri obat-obatan tradisional asli Indonesia tersebut.

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Industri Berbasis Budaya Putri Kusumawardhani mengatakan, saat ini Indonesia berada diurutan nomor 2 di dunia dalam kepemilikan varietas tanaman berkhasiat.

"Kita adalah negara nomor 2 di dnia setelah Brasil dalam hal kepemilikan tanaman berkhasiat. Tetapi bisa menjadi nomor 1 kalau dimasukan juga jenis tanaman lautnya," ujarnya di Jakarta, seperti ditulis Minggu (21/12/2014).

Selain itu industri jamu di dalam negeri, lanjut Putri, sangat melibatkan industri kerakyatan. Jika industri ini bisa berkembang dengan baik, maka akan berdampak positif kepada perekonomian masyarakat.

"Saat ini, total pelaku usaha yang terlibat sekitar 6-7 juta pelaku. Karena ini merupakan industri inklusif yang melibatkan banyak pihak mulai dari petani, pengecer, industri rumahan hingga industri menengah ke atas," kata dia.

Dengan banyaknya jenis tanaman yang bisa dijadikan bahan baku dan sumber daya manusia (SDM) yang besar, maka potensi untuk mengembangkan obat-obatan tradisional asli Indonesia sangat besar sehingga mampu menyaingi pengobatan tradisional China yang terlebih dahulu telah mendunia.

"Kita harus lebih menggalakan konsumsi jamu di negeri sendiri supaya bisa berkembang di pasar internasional. Diharapkan kita kedepan bisa menjadi pemain obat-obatan tradisional yang diperhitungkan oleh dunia," tandasnya.(Dny/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya