Liputan6.com, London - Dikenal sebagai pemalsu uang paling terkenal di Inggris, Stephen Jory memulai aksi kriminalnya dengan menjual parfum palsu pada bekas botol parfum yang telah habis terpakai. Jory lantas menjual parfum tersebut seperti layaknya produk aksi.
Jory lantas terlibat dalam rangkaian aksi pemalsuan uang yang diakuinya mencapai 50 juta pound sterling. Namun pemerintah menduga uang yang dipalsukannya jauh lebih tinggi dari angka tersebut dan telah beredar luas di kalangan masyarakat.
Stephen Jory dikenal sebagai raja mata uang karena dia berhasil mencetak dua pertiga dari total uang palsu yang beredar di kisaran 1993 hingga 1998. Uang buatannya bahkan bisa mengelabui alat pelacak uang palsu.
Advertisement
Bagaimana Jory memulai dan mengakhiri petulangan kriminalnya tersebut? Berikut ulasannya seperti dikutip dari Business Pundit, Independent.co.uk, Spot Counterfeits dan sejumlah sumber lain, Jumat (13/2/2015):
Masuk dunia kriminal
Masuk dunia kriminal
Stephen Jory merupakan pria yang lahir di Hackney, Inggris pada 1949. Keluar dari sekolah grammar Owen di Islington, Jory mulai memasuki dunia kriminal, apapun itu yang berkaitan dengan pemalsuan.
Jory mengatakan, itu merupakan pilihan hidupnya sendiri. Dia menjadi terkenal pada 1970-an sebagai pelopor industri parfum palsu di Inggris.
Pendekatan bisnis kriminalnya dimulai sendiri mulai dari membuat botol, pengemasan hingga distribusi parfum palsu bermerek Chanel No 5. Semua itu dilakukan di pabrik-pabrik rahasia di London.
Advertisement
Bisnis parfum palsu
Bisnis parfum palsu
Tak kehabisan akal, Jory menyogok sejumlah pegawai parfum terkemuka untuk mendapatkan resep beberapa aroma paling terkenal di dunia. Dengan pengikutnya, ia memproduksi sekitar lima juta botol parfum palsu.
Bersama kelompoknya, Jory bahkan telah mendirikan pabrik di Acapulco, Meksiko sebelum mereka ditangkap. Pada 1985, nama Jory terpampang di berbagai surat kabar, dengan judul, penipuan parfum internasional bernilai 300 juta pound sterling.
Dia dipenjara selama beberapa tahun. Tak puas dengan bisnis parfum yang terbongkar, Jory justru merambah dunia kriminal baru. Tak tanggung-tanggung, Jory membangun bisnis pemalsuan uang.
Pemalsuan uang
Pemalsuan uang
Memulai bisnis pemalsuan uangnya, Jory membeli alat cetak dan menciptakan uang palsu di Essex, daerah terpincil di Inggris. Setelah dia berhasil meniru watermark dari gambar Ratu pada uang palsunya, operasi tersebut menjadi sangat sukses.
Jory dan seluruh orang suruhannya membanjiri Inggris dengan uang palsu selama lima tahun sejak 1993. Pada 1998, polisi berhasil membekuk geng yang biasa disebut `Lavender Hill Mob` tersebut.
Meski Jory mengaku hanya mencetak uang palsu lembaran 20 pound sterling sebanyak 50 juta pound sterling, polisi memperkirakan angkanya lebih tinggi. Uang palsunya sangat meyakinkan bahkan alat detektor dengan sinar UV saja bisa tertipu.
Bahkan di beberapa wilayah, uang tersebut diedarkan melalui sistem perbankan. Bank Sentral Inggris dituntut untuk mengganti desain pecahan 20 pound sterling setelah penangkapan Jory dan diharuskan menambah pengamanan ekstra.
Sekarang Jory telah tutup usia. Dia meninggal pada 5 Mei 2006 dan meninggalkan seorang puteri. (Sis/Ndw)
Advertisement