AS Jadi Tujuan Utama Ekspor Hasil Perikanan RI

Pasar ekspor terbesar antara lain komoditas utang, kepiting dan rajungan Indonesia.

oleh Septian Deny diperbarui 19 Mar 2015, 20:00 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2015, 20:00 WIB
Perikanan Budidaya
Perikanan Budidaya (Sumber:Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Saut P. Hutagalung mengatakan, saat ini Amerika Serikat (AS) merupakan pasar produk perikanan yang sangat menarik. Lantaran 90 persen dari produk yang dikonsumsi di negara tersebut berasal dari impor.

"AS merupakan pasar ekspor terbesar bagi komoditas udang serta kepiting dan rajungan Indonesia," ujar Saut dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (19/3/2015).

Dia menjelaskan, impor produk seafood AS mencapai US$ 21,9 miliar, dengan komoditas utama udang, salmon, tuna, kakap, kepiting dan rajungan, lobster dan tilapia pada 2014.

"Berdasarkan data Comtrade, urutan pemasok produk seafood ke AS pada 2014 antara lain China sebesar US$ 3,1 miliar, Canada US$ 2,8 miliar dan Indonesia US$ 1,9 miliar," lanjutnya.

Menurut Saut, tahun lalu pangsa pasar udang Indonesia ke AS menempati posisi kedua setelah India, karena pasokan dari Cina, Thailand, Vietnam mengalami gangguan.

"Porsi udang Indonesia sebesar 19 persen ke pasar AS dalam volume yaitu 107 ribu ton dari total impor udang AS sekitar 570 ribu ton," lanjutnya.

Adapun ekspor kepiting dan rajungan dari Indonesia juga menempati posisi sebagai salah satu supplier utama dengan share sebesar hampir 20 persen dalam nilai yaitu US$ 277 juta dari total impor rajungan AS sebesar US$ 1,4 miliar.

Sementara itu, berdasarkan data BPS, nilai ekspor hasil perikanan tahun 2014 mencapai US$ 4,6 miliar, meningkat sekitar 9 persen dari US$ 4,2 miliar pada 2013. Ekspor ke AS tahun 2014 sebesar US$ 1,84 miliar dari US$ 1,33 miliar, atau meningkat sebesar 27 persen.

Komoditas utama ekspor ke AS tahun 2014 adalah udang dengan volume 107.424 ton senilai US$ 1,28 miliar, kepiting dan rajungan dengan volume 10.833 ton senilai US$ 277 juta, dan tuna dengan volume 22.000 ton dengan nilai sebesar US$ 128 juta.

"Peningkatan ekspor udang dari tahun 2013 ke 2014 dari sisi volume sebesar 30,16 persen dan dari sisi nilai sebesar 45,44 persen. Adapun peningkatan dari tahun 2013 ke 2014 untuk kepiting dan rajungan dari sisi volume sebesar 5,50 persen dan dari sisi nilai sebesar 45,8 persen," tandasnya. (Dny/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya