Liputan6.com, Jakarta - PT Saga Petroleum Refinery yang bekerja sama dengan British Petroleum menawarkan sistem pembelian bahan bakar minyak (BBM) yang lebih efisien dan efektif kepada pemerintah.
Bila dulu pemerintah harus membayar lebih dulu, dengan sistem yang ditawarkan BBM bisa digunakan lebih dahulu dan baru dibayar setelahnya.
"Jadi kalau dulu atau sampai sekarang Pertamina membeli crude atau BBM kan dengan membuka L/C (letter of credit) bayar baru dikapalkan. Nah program yang kami ajukan sekarang itu, barang kami serahkan dulu, BBM sudah dibakar baru dibayar belakangan," kata Direktur PT Saga Petroleum Refinery Tubagus Haryono, di Kantor Wapres, Jakarta, Kamis (16/4/2015).
Tak hanya itu, PT Saga Petroleum Refinery ini juga berani untuk menghilangkan biaya angkut BBM. Mereka akan mengantarkan sampai ke tangki Pertamina tanpa dipungut biaya. Bahkan, harga jual pun lebih murah dari harga biasa.
"Harga barangnya juga kompetitif kami akan jual lebih murah. Jadi misalnya, ada asumsi harga angka bulet US$ 100 per barel, kami akan jual lebih murah, bisa US$ 90 atau 95 per barel," tutur Tubagus.
Wakil Presiden Jusuf Kalla yang ditawari sistem tersebut, belum memberikan jawaban. Pria yang karib disapa JK ingin mendapat gambaran berapa keuntungan dan penghematan yang didapat pemerintah dengan sistem tersebut.
Tubagus menjelaskan dengan sistem pembelian BBM ini, uang negara tidak akan keluar sama sekali. Dengan pembayaran dilakukan di belakang, maka masyarakatlah yang membayar. Soal suplai BBM pun untuk tahap pertama disiapkan sekitar 3 juta barel per bulan.
"Keuntungan lainnya adalah ini ready stock, anytime dibutuhkan akan ada di tempat, jadi terhindarlah kelangkaan BBM. British petroleum, mereka punya kilang banyak, ada di mana-mana," pungkas dia.(Silvanus/Nrm)