Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman (APERSI) akan membangun 87 ribu unit rumah tapak di seluruh Indonesia untuk mendukung program Sejuta Rumah. Hunian ini akan dijual di harga Rp 110 juta per unit.
Ketua Umum APERSI, Eddy Ganefo mengungkapkan, dengan anggaran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dari pemerintah sebesar Rp 5 triliun di tahun ini, APERSI siap mendirikan 87 ribu unit.
"Porsi paling banyak di Jawa sebesar 50 persen, khususnya di Jawa Barat seperti Karawang, Cikarang, Cikampek dan Purwakarta. Sedangkan sisanya akan dibangun di Banten, Jawa Timur, dan Jawa Tengah," ucap dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Kamis (7/5/2015).
Eddy menambahkan, mayoritas pembangunan rumah tapak FLPP difokuskan pada daerah Jawa Barat karena jumlah penduduk yang lebih banyak. Selain itu, sambungnya, Jawa Barat mempunyai target pasar yang sesuai dengan program Sejuta Rumah. "Menyasar kalangan pekerja atau buruh, pedagang, Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan umum," terangnya.
Hunian tersebut, kata dia, akan dibanderol seharga Rp 110 juta di luar Jabodetabek dan di kawasan Jabodetabel dijual maksimal seharga Rp 125 juta per unit. "Syarat mendapatkannya seperti pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) biasa. Sedangkan ketentuan penghasilan pembeli sebesar Rp 4 juta per unit," cetus Eddy.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengungkapkan bahwa pemerintah memiliki program Sejuta Rumah untuk Rakyat. Ia mengakui program ini memang berat, tapi perlu dilakukan demi masyarakat yang belum memiliki rumah.
"Tentu juga perumahan yang sejuta unit ini harus disusun sedemikian rupa sehingga masyarakat dapat rumah yang layak, yang tiap tahun harus sejuta," katanya. Langkah tersebut dilakukan untuk menciptakan keadilan masyarakat.
Menteri  Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera), Basuki Hadimoeljono menambahkan, pembangunan program Sejuta Rumah akan dilakukan tersebar di 17 provinsi di Indonesia. Dari 1 juta rumah, akan dibagi menjadi 603.516 unit untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan 396.484 unit untuk non MBR.
Pada tahap pertama, lanjut Basuki, akan ada 300 ribu rumah yang dibangun. Kemudian, 700 ribu rumah lainnya akan mulai dibangun secara bertahap hingga akhir tahun. Sehingga sejuta rumah yang bakal dibangun terdiri atas rumah tapak, rumah susun hak milik (rusunami), dan rumah susun hak sewa (rusunawa).
Pemerintah telah memiliki anggaran sebesar Rp 18,9 triliun. Tetapi, anggaran tersebut dikatakan masih kurang kira-kira sebesar Rp 40 triliun. (Fik/Gdn)
Pengembang Bangun 87 Ribu Rumah Seharga Rp 110 Juta
Mayoritas pembangunan rumah tapak FLPP difokuskan pada daerah Jawa Barat karena jumlah penduduk yang lebih banyak.
diperbarui 07 Mei 2015, 08:02 WIBDiterbitkan 07 Mei 2015, 08:02 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
KAI Daop 9 Jember Pastikan Pilkada 2024 Tidak Ganggu Operasional Kereta Api
Ini Kunci Mendapat Kemuliaan dan Rezeki Lancar Tak Terduga Menurut Syekh Ali Jaber
Polisi Gelar Perkara Truk Tronton Maut di Slipi pada Kamis 28 November 2024
27 Ribu Personel Gabungan Jaga Pilkada Serentak 2024 di Banten
Wamen Dikti Saintek Stella Christie Ingatkan Gen Z Konsekuensi Abaikan Etika Saat Menggunakan AI
Mengapa Bumi Tampak Datar Meski Berbentuk Bulat?
Link Live Streaming Liga Champions Bayern Munchen vs PSG, Sebentar Lagi Tayang di SCTV dan Vidio
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Rabu 27 November 2024
Gugatan Praperadilan Ditolak, Kejagung Lanjutkan Penyidikan Tom Lembong
Aksi 4 Polisi Jalan Kaki 3 Hari Demi Kawal Distribusi Logistik Pilkada di Banggai Terpencil
Menyambut Kematian dengan Gembira Tanpa Takut, Gus Baha Kisahkan Para Ulama
Ungkap Persoalan Zonasi PPDB, Mendikdasmen: Semoga 2024-2025 Bisa Terapkan Sistem Baru