Liputan6.com, Jakarta - Harga penyaluran beras untuk rakyat miskin (raskin) berbeda di setiap wilayah lantaran penyaluran yang dilakukan Bulog hanya pada titik distribusi.
Direktur Perum Bulog, Lely Pelitasari mengakui perbedaan harga raskin yang telah ditetapkan pemerintah dengan harga jual di pasar. Pemerintah telah menetapkan harga raskin Rp 1.600 per kilo gram (Kg).
Baca Juga
Adapun perbedaan harga itu lantaran penyaluran raskin yang dilakukan Bulog hanya pada titik distribusi, sedangkan masyarakat membeli raskin pada titik bagi. Dari titik distribusi sampai titik bagi ada biaya yang harus dikeluarkan.
Advertisement
"Dalam pedoman umum raskin Rp 1.600 per kg, tapi di lapangan yang dibayarkan oleh masyarakat bervariasi," kata Lely, dalam sebuah diskusi di Kawasan Cikini, Jakarta, Senin (1/6/2015).
Lely menyatakan, besar kecilnya biaya tambahan yang ditanggung masyarakat, tergantung pemerintah daerah yang mengalokasikan anggarannya untuk menalangi biaya tersebut. Bahkan masyarakat Bandung, Jawa Barat mendapatkan raskin dengan cuma-cuma.
"Ada yang tidak bayar seperti Bandung, tapi di daerah lain ditambah, karena tergantung Pemda mengalokasikan APBD," tutur Lely.
Lely menambahkan, penyaluran raskin sampai 31 Mei 2015 mencapai 1,04 juta ton atau 90 persen dari target. Ia mengakui, ada wilayah yang belum mendapat jatah hingga akhir Mei 2015. Hal tersebut disebabkan oleh beragam kendala penyaluran yang dihadapi.
"Penyaluran raskin sudah mencapai 90 persen atau sekitar 1,04 juta ton. Ada daerah yang belum dapat karena ada beberapa kendala," ujar Lely. (Pew/Ahm)