Dolar Melemah Bikin Harga Emas Perkasa

Pelemahan dolar menjadi kabar baik tersendiri bagi harga emas dunia.

oleh Nurmayanti diperbarui 03 Jun 2015, 07:46 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2015, 07:46 WIB
Ilustrasi Harga Emas Naik
Ilustrasi Harga Emas Naik (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, New York - Harga emas dunia untuk pengiriman Agustus, kontrak paling aktif diperdagangkan, ditutup naik 0,5 persen menjadi US$ 1.194,40 per troy ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange.

Melansir laman Wall Street Journal, Rabu (3/6/2015), harga emas menguat dipicu adanya kemungkinan kesepakatan antara Yunani dan kreditor yang mendorong penguatan euro terhadap dolar, di mana mata uang tunggal ini naik 2,1 persen ke level tertinggi dalam hampir dua minggu.

Data ekonomi soal harga konsumen di Zona Euro yang menguat dari perkiraan pada Mei ikut mendorong euro memperpanjang kenaikannya.

Memang, pelemahan dolar menjadi kabar baik tersendiri bagi harga emas. Sebab, harga logam mulia ini dalam mata uang AS menjadi lebih terjangkau bagi pembeli asing ketika greenback melemah.

"Dolar jatuh telah menjadi penggerak utama harga emas hari ini," kata George Gero, Wakil Presiden Senior RBC Capital Markets Futures Global.

Dia menilai akan ada potensi yang baik terkait kesepakatan utang Yunani di pekan ini, yang akan menandakan kekuatan euro semakin banyak untuk emas.

Demikian pula, ketidakpastian tentang ekonomi AS dan waktu kenaikan tarif suku bunga Federal Reserve ikut mendukung harga emas dalam beberapa pekan terakhir.

Data terakhir menunjukkan pemulihan ekonomi AS tidak merata, di mana manufaktur meramping namun inflasi terus jatuh dari target the Fed.

Harga emas diprediksi akan naik pekan ini. Data produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat (AS) kuartal I 2015 yang menunjukkan pelambatan ekonomi AS kemungkinan menjadi penopang kenaikan harga emas di awal pekan ini.

"Selain itu, kekhawatiran terhadap negosiasi dana talangan (bailout) Yunani yang belum menemukan kesepakatan juga menopang harga emas," terang Head Research and Analyst PT Monex Investindo Futures  Ariston Tjendra dalam ulasannya.

(Nrm/Igw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya