Jurus JK Cegah Jawa Dipenuhi Asap Seperti Beijing

Indonesia tidak ingin mengulangi kesalahan di masa lalu bahwa lingkungan negeri ini rusak.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 09 Jun 2015, 13:00 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2015, 13:00 WIB
Jurus JK Cegah Jawa Dipenuhi Asap Seperti Beijing
Indonesia tidak ingin mengulangi kesalahan di masa lalu bahwa lingkungan negeri ini rusak.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) bukan hanya berambisi meningkatkan pasokan listrik ‎di Indonesia, tapi juga mendorong pembangunan pembangkit listrik yang ramah lingkungan (green energy). Langkah ini bertujuan untuk menjaga lingkungan Indonesia.

Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengatakan, penggunaan energi campuran yang ditetapkan pemerintah berupa batu bara dengan batasan tertentu, dan dilengkapi penggunaan gas, LNG, energi terbarukan, hydro dan geothermal atau panas bumi.

"Ada risiko lebih besar untuk membangun energi terbarukan yang ramah lingkungan seperti geothermal, maka dari itu kita akan menentukan titik-titik yang menghasilkan, sehingga investor dapat memakai data ini untuk eksplorasi," tutur dia dalam sambutannya di acara Indonesia Green Infrastructure Summit di Fairmont Hotel, Jakarta, Selasa (9/6/2015).

Lebih jauh JK menjelaskan, pada penggunaan batu bara akan ada batasan untuk mengurangi polusinya. Juga menyebar lokasi pembangunan pembangkit listrik‎ energi batu bara di seluruh pulau Jawa dan wilayah lainnya.

"‎Kalau tidak begitu, Jakarta dan Jawa bakal penuh asap seperti Beijing. Cara lain, pemerintah akan mendahulukan investasi pembangkit listrik di mulut tambang supaya mengurangi efek lingkungan dan lebih efisien," tegas dia.

‎Upaya tersebut, perlu dilakukan agar kebijakan pemerintah ke depan tidak merusak lingkungan yang berdampak pada timbulnya bencana alam. Indonesia tidak ingin mengulangi kesalahan di masa lalu bahwa lingkungan negeri ini rusak akibat pembalakan liar, illegal logging di era 1960-1970.

"Pengusaha besar itu di era itu adalah pengusaha kayu yang membabat jutaan hektare hutan kita dengan bangga. Lingkungan jadi rusak. Sama halnya mengobral ekspor raw material 10-20 tahun terakhir sehingga kita menutup ekspor bahan mentah mineral supaya ekonomi dan lingkungan bangsa ini lebih suistanable ‎termasuk membangun infrastruktur hijau, yakni pembangkit listrik energi ramah lingkungan," pungkas dia.(Fik/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya