Bicarakan Proyek Turbin, Menteri BUMN Panggil PLN dan GE

Presiden Joko Widodo mengakui untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat, PLN tak bisa sendirian.

oleh Septian Deny diperbarui 22 Jun 2015, 15:35 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2015, 15:35 WIB
Sofyan Basir
(Foto: Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengadakan pertemuan dengan CEO General Electric (GE) Indonesia Handry Satriago dan Direktur Utama PT PLN (Persero), Sofyan Basir, pada Senin (22/6/2015). Pertemuan tersebut untuk membahas mengenai rencana pembangunan turbin antara GE dan PLN.

Sofyan menjelaskan, GE merupakan perusahaan di sektor energi yang cukup mumpuni di Amerika Serikat (AS). Dalam pertemuan ini, Menteri Rini ingin agar GE bisa membantu PLN mengembangkan teknologi turbin di Indonesia terutama untuk daerah timur.

Namun memang, dalam pertemuan tersebut belum menghasilkan kesepakatan apa-apa. "Oh iya (bangun turbin), tapi belum. Mungkin minggu depan, baru mau diskusi dengan kami. Kami memang dipanggil untuk bertemu dulu dengan GE. Nanti baru ditindaklanjuti oleh PLN," ujarnya di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (22/6/2015).

Meski belum menjelaskan secara detail, namun Sofyan menyatakan bahwa ada keinginan dari pemerintah untuk membangun turbin untuk membantu penyediaan listrik di Indonesia bagian timur.

"Iya Indonesia timur, terus juga barat. Terus pembangkit PLN yang menggunakan mesin mereka, ada juga mereka sebagai IPP. Jadi mungkin minggu depan baru ketemu balik di PLN, Kami diskusi dan itu baru hasilnya," kata dia.

Untuk nilai investasi proyek ini, Sofyan mengaku belum memiliki angka pasti. Namun investasi tersebut sebagian besar berasal dari GE, sedangkan sisanya dari PLN. Untuk membiayai itu, PLN akan menggunakan Penyertaan Modal Negera (PMN). "Pendanaan dari mereka, dari PLN equity-nya. Tidak dong, kan kami dapat PMN kemarin," tandasnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengakui untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat, PLN tak bisa sendirian karena dana yang dibutuhkan sangat besar. Apalagi konsumsi listrik di Tanah Air terus tumbuh sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.

Jika pemerintah hanya mengandalkan PLN, lanjut Jokowi, kebutuhan listrik yang besar tidak akan dipenuhi bahkan hingga puluhan tahun. "Sekali lagi, kebutuhan listrik kita besar. Kalau dikerjakan sendiri oleh PLN itu berpuluh tahun tidak akan kecapai," kata Jokowi.

Menurut Jokowi, target listrik 35 ribu MW membutuhkan dana Rp 1.200 triliun, karena itu perlu peran pengembang kelistrikan swasta (Independent Power Producer/IPP) untuk mencapainya. "Tidak mungkin kan sendiri dibangun PLN," ungkapnya.

Ia menambahkan, saat ini tak perlu dipermasalahkan pembangunan pembangkit listrik. Pasalnya, penambahan pasokan listrik menjadi keharusan untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat. (Dny/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya