Direksi Pertamina Tak Boleh Ambil Cuti Lebaran

Pertamina memperkirakan terjadi kenaikan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) saat Lebaran karena adanya arus mudik.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 03 Jul 2015, 10:29 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2015, 10:29 WIB
Mobil Tangki PT Pertamina (Persero)
Mobil Tangki Pertamina (Foto: Pebrianto Eko Wicaksono/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) tampaknya benar-benar tak ingin mengecewakan masyarakat dalam menghadapi Hari Raya Idul Fitri di 2015 meskipun sebenarnya hari raya tersebut merupakan momentum rutin yang terjadi setiap tahun. Untuk menjaga pelayanan saat menghadapi Lebaran, perusahaan plat merah tersebut tengah melakukan persiapan secara teknis dan non teknis seperti menyiagakan para direksi.

Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto mengatakan, untuk menghadapi Idul Fitri tahun ini, direksi Pertamina tak boleh mengambil cuti. Hal tersebut agar Pertamina bisa siaga menghadapi hari daya tersebut baik dari dari sebelum, saat dan sesudahnya.

"Mengenai persiapan Lebaran, kami stand by 7 hari sebelum dan sesudahnya, para direksi tak boleh cuti dan harus stand by untuk menghadapi momen tersebut," kata Dwi, di Jakarta, Jumat 3/7/2015).

Pertamina memperkirakan terjadi kenaikan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) saat Lebaran karena adanya arus mudik. Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Ahmad Bambang mengatakan, Pertamina memiliki program untuk meningkatkan stok untuk ketahanan energi untuk momen puasa dan Lebaran menjadi 19 hari dari normalnya 17 hari untuk Premium.

Sedangkan untuk Solar, perseroan mempunyai program untuk meningkatkan stok dari 20 hari menjadi 22 hari. "Untuk Premium sebelumnya rata-rata 80 ribu kilo liter (kl) per hari hari, saat puasa dan menjelang Lebaran naik jadi 160 ribu kl," tuturnya.

Ia melanjutkan, dengan peningkatan stok BBM tersebut, maka akan berpengaruh kepada jumlah impor BBM. Dalam program pengamanan BBM saat puasa dan Lebaran, Pertamina akan meningkatkan impor 3 juta barel.

"Impornya kami naikan semua. Biasanya 8 juta barel per bulan. Khusus untuk puasa jadi pada Mei dan Juni masing-masing tambah 1 juta kl. Juli juga akan tambah 1 juta kl. Jadi 3 juta kl totalnya akan kami tambah selama Puasa dan Lebaran. Itu untuk Premium, sedangkan Solar separuhnya," paparnya.

Vice President Domestic Gas Direktorat Pemasaran Pertamina, Basuki Trikora Putra menambahkan, saat momen puasa dan Lebaran, konsumsi Elpiji masyarakat juga meningkat. Kenaikan konsumsi Elpiji bisa 4 persen hingga 5 persen dari normal yang tercatat 20 ribu Metrik Ton (MT).

"Kami menghitung ada peningkatan 4 persen hingga 5 persen selama puasa dan Lebaran. Jadi kalau harian 20 ribu MT nanti akan naik jadi 21 ribu MT," ungkapnya.

Menurut Trikora, saat kondisi normal, untuk memenuhi kebutuhan tersebut Pertamina mengimpor 6 kargo setiap bulan. Dengan meningkatnya konsumsi saat puasa dan Lebaran, Pertamina menambah impor Elpiji satu kargo.

"Kami normal satu bulan 6 kargo dam rencananya untuk Juni dan Juli tambah 1 kargo. Kami mengantisipasi kondisi normal ketahanan stok 17 hari hingga 19 hari. Itu melebih yang ditetapkan Kementerian ESDM 11 hari, yang penting kami jaga," pungkasnya. (Pew/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya