Bursa Saham China Rontok Dongkrak Imbal Hasil Surat Utang RI

Kepemilikan asing di surat berharga negara (SBN) mengalami kenaikan di tengah kejatuhan bursa saham China, akan tetapi imbal hasil menguat.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 09 Jul 2015, 15:36 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2015, 15:36 WIB
Ilustrasi Obligasi
(Foto: Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Kejatuhan bursa saham China sempat memicu koreksi pada imbal hasil pada Surat Utang Negara (SUN) yang diperdagangkan di pasar sekunder. Namun kepemilikan asing pada Surat Utang Berharga (SBN) malah mengalami peningkatan.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan, Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Robert Pakpahan mengatakan, pasar saham China yang mengalami koreksi tajam belakangan ini berpengaruh terhadap imbal hasil Surat Utang Negara (SUN). Pelemahan bursa saham China selama sebulan terakhir mencapai 24,10 persen.  

"Imbal hasil dari berbagai Surat Berharga Negara (SBN), seperti SUN yang diperdagangkan di pasar sekunder market naik berkisar 20 persen sampai 35 persen. Memang ada sesuatu di pasar global," ujar dia saat Konferensi Pers di kantornya, Jakarta, Kamis (9/7/2015).

Namun demikian, Robert mengakui faktor tersebut tidak terlalu berdampak besar bagi posisi surat utang Indonesia. Hal ini tercermin dari data kepemilikan asing di SBN yang terdorong naik karena investor masih melakukan pembelian bersih di pasar sekunder terutana SBN dalam bentuk rupiah.

"Kepemilikan asing di SBN kita saat ini mencapai 39,48 persen dari posisi sehari sebelumnya 39,31 persen. Sementara di akhir Mei lalu, porsi kepemilikan asing di SBN sebesar 38,39 persen. Mudah-mudahan hari ini tidak pengaruh," jelas Robert.

Seperti diketahui, bursa saham China jatuh dari level tertingginya sejak 12 Juni 2015. Bursa saham China melemah ini dinilai karena aksi jual lantaran investor menggunakan fasilitas margin atau menggunakan utang untuk bertransaksi saham. Ditambah kekhawatiran ekonomi melambat juga mempengaruhi pasar.

Berdasarkan data PT Sucorinvest Gani menyebutkan, semua tenor SUN mengalami kenaikan dengan rata-rata imbal hasil bertenor pendek, menengah dan panjang masing-masing naik sekitar 12 bps, 18 bps, dan 17 bps. Imbal hasil SUN acuan bertenor 10 tahun naik 21 bps, dan ditutup dilevel 8,43 persen pada Selasa pekan ini.

Riset Sucorinvest Gani menyebutkan, kekhawatiran pelaku pasar global meningkat seiring kejatuhan bursa saham China ditambah ketidakpastian masalah Yunani tinggi juga berdampak pasar surat utang domestik di tengah minimnya katalis positif dari dalam negeri. Investor pun diperkirakan masih cenderung tidak terlalu agresif untuk masuk ke pasar menjelang libur panjang pekan depan. (Fik/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya