Liputan6.com, Jakarta - Para pekerja Jakarta International Container Terminal (JICT) mempertanyakan langkah perusahaan terkait perpanjangan kontrak perusahaan oleh Hutchison yang diklaim dilakukan demi kedaulatan negara atas aset strategis dan menghindari potensi kerugian.
"Pesan aksi kita jelas dan konstan sejak tahun lalu atau 7 Agustus 2014) bahwa konsesi JICT dengan asing tidak layak diperpanjang karena dilakukan terburu-buru 5 tahun sebelum kontrak habis dan dengan mekanisme tender tertutup. Di sini ada potensi kerugian negara dan aksi korporasi Pelindo II ini patut menjadi perhatian Pemerintah," kata Ketua Serikat Pekerja JICT Nova Hakim dalam keterangannya, Jumat (10/7/2015).
Nova menambahkan pihak-pihak yang menuding SP JICT tidak independen perlu dipertanyakan objektivitas dan nasionalismenya. "Silahkan masyarakat menilai. Kami juga menantang Pak Lino untuk debat publik. Kami sudah siapkan kajian kerugian negara," ujarnya.
Terkait dokumen yang dikatakan sebagai resolusi, Nova membantah bahwa itu sebagai motif dibalik aksi penolakan. Nova juga mengingatkan bahwa isu kesejahteraan yang dihembuskan pihak-pihak lain sangat tidak relevan.
"Profit per teus JICT itu salah satu yang tertinggi di HPH. Disamping itu, pelayanan JICT terbaik di Indonesia dan di Asia Pasifik. Semua serba sistem dan otomatis. Bahkan banyak sistem di JICT yang dibangun sendiri oleh karyawan. Jadi gaji tinggi itu sebanding dengan keuntungan perusahaan dan pelayanan kepada pelanggan." tegasnya.
Nova juga mengkritik pernyataan Bos Pelindo II RJ Lino mengenai kesejahteraan karyawan sendiri yang bekerja non-stop siang malam dalam satu tahun, sementara dengan bangga menyatakan tahun 2013 lalu ia digaji Rp 5 milyar per tahun.
"6 tahun menjabat, gaji Rp 5 miliar setahun, tapi sampai saat ini masalah di pelabuhan gak beres-beres, dwelling time masih tinggi, pembangunan Kalibaru terlambat dari jadwal, pembelian belasan alat bongkar muat bermasalah dan menurut audit investigatif BPKP terjadi penyimpangan, tarif pelabuhan juga masih tinggi. Apa tidak malu?" cetus Nova.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Presiden RI Joko Widodo juga sempat marah-marah saat mengunjungi kantor pusat JICT. Hal itu dikarenakan lama bongkar muat kontainer (dwelling time) tidak menunjukkan perkembangan yang membanggakan dengan masih di angka 5,5 hari. Padahal dia memerintahkan pada akhir 2014 untuk dapat menurunkan menjadi 4,7 hari. (Yas/Gdn)
Pegawai JICT Pertanyakan Perpanjangan Kontrak oleh Asing
Ada potensi kerugian negara terkait perpanjangan kontrak JICT oleh Hutchison.
diperbarui 10 Jul 2015, 11:08 WIBDiterbitkan 10 Jul 2015, 11:08 WIB
Sejumlah pekerja saat mengecek peti kemas di Pelabuhan JICT, Tanjung Priuk, Jakarta, Rabu (25/3/2015). Pelindo II mencatat waktu tunggu pelayanan kapal dan barang sudah mendekati target pemerintah. (Liputan6.com/Faizal Fanani)... Selengkapnya
Advertisement
Live Streaming
Powered by
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Manfaat Zinc Sirup untuk Apa: Panduan Lengkap Penggunaan dan Khasiatnya
Mimpi Melihat Gunung Meletus Menurut Islam: Tafsir dan Maknanya
Ribuan Orang Mengungsi Akibat Kebakaran Permukiman Padat Penduduk di Kemayoran
Dukung Penyelenggaraan Piala Dunia 2026, Presiden FIFA Sampaikan Terima Kasih pada Donald Trump
Mendikti Satryo Sebut Demo ASN di Kemdiktisaintek Karena Persoalan Mutasi
Styrofoam Termasuk Sampah Apa: Panduan Lengkap Pengelolaan dan Dampaknya
Startup Perplexity AI Tawarkan Diri Bergabung dengan TikTok AS
Maruarar Sirait: Urus Izin Bangun Gedung Kurang dari 1 Jam
Arti Mimpi Menemukan Emas: Tafsir, Makna dan Penjelasan Lengkapnya
Tanggul Sungai Cabean Jebol, Banjir Terjang Ratusan Rumah Warga di 3 Desa di Demak
Lewat di Depan Orang yang Sedang Sholat, Boleh atau Tidak?
Terkadang Merasa Doa Tak Didengar Tuhan? UAH Ungkap Cara Tak Terduga Allah Kabulkan Harapan Manusia