Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Pertamina (Persero) menyatakan terkena dampak dari erupsi Gunung Raung, Banyuwangi, Jawa Timur. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini mengalami hambatan distribusi atau penyaluran bahan bakar minyak (BBM) ke wilayah tersebut.
Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero), Ahmad Bambang menyatakan aktivitas Gunung Raung terus meningkat hingga terjadi letusan dan mengeluarkan abu vulkanik yang mengganggu lalu lintas penerbangan hingga distribusi BBM di Banyuwangi.
Baca Juga
"Erupsi mempengaruhi distribusi BBM ke daerah Banyuwangi. Kemarin sudah sempat siaga sehingga penyaluran BBM dari arah Selatan ke SPBU di Banyuwangi terganggu," ujar dia di Jakarta, Jumat (10/7/2015).
Advertisement
Akibat abu vulkanik Gunung Raung, lima bandara ditutup untuk umum dan penerbangan. Bandara tersebut antara lain Bandara Internasional Lombok, Bandara Selaparang Lombok, Bandara Notohadinegoro Jember, Bandara Blimbingsari Banyuwangi dan Bandara Ngurah Rai Bali.
"Karena penutupan bandara ini, kami perkirakan konsumsi avtur bakal turun sedikit dari rata-rata kenaikan 10 persen dan pada puncak Lebaran bisa mencapai 26 persen. Tapi sudah ada pengaruhnya terhadap konsumsi avtur," kata Ahmad.
Padahal sambung dia, Pertamina memprediksi peningkatan konsumsi avtur karena kenaikan jumlah pemudik yang menggunakan pesawat. Jumlah pemudik diperkirakan mencapai 4,2 juta atau naik 2,8 persen dibanding periode Lebaran tahun lalu.
Jumlah pesawat yang disiapkan pada Lebaran 2015 sekira 450 unit berkapasitas di atas 30 penumpang. Data Ahmad menunjukkan, penyaluran Premium sampai dengan H-8 Lebaran atau 9 Juli ini, rata-rata masih 9 persen di bawah estimasi penyaluran pada periode yang sama. Jika dibandingkan denganmasa satgas 2014, rata-rata realisasi distribusi Premium sampai dengan H-8 Lebaran 2015 lebih rendah 10 persen.
Sementara penyaluran Solar subsidi di periode yang sama rata-rata realisasinya 11 persen atau di atas estimasi penyaluran tahun lalu. Jika dibanding masa satgas 2014, rata-rata realisasi penyaluran Solar sampai H-8 Lebaran lebih rendah 3 persen.
Data lain menyebut, Pertamina memproyeksikan konsumsi avtur selama puasa dan Lebaran tahun ini mengalami kenaikan 10,1 persen menjadi 12.701 Kl dari rata-rata hari normal 11.534 Kl. Sedangkan proyeksi stoknya 25,4 hari sebanyak 323.737 Kl. Hingga 10 Juli ini, volume avtur mencapai 334.311 Kl dengan stok 18.093 Kl dan cukup untuk 15,97 hari. (Fik/Ahm)