Menaker Targetkan 28 Ribu Wirausaha Baru

Ukuran suatu negara bisa dikatakan maju jika jumlah wirausahawan mencapai 2 persen dari total jumlah penduduk.

oleh Septian Deny diperbarui 27 Jul 2015, 19:47 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2015, 19:47 WIB
Menakertrans Raker dengan Komisi IX
Menakertrans, Hanif Dhakiri memberikan penjelasan saat rapat kerja dengan komisi IX di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (26/5/2015). Rapat membahas Program dan grand design Pemerintah bidang Ketenagakerjaan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) menargetkan bisa menciptakan 28 ribu wirausaha baru tahun ini. Target ini meningkat cukup signifikan bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang hanya menargetkan penciptaan 10 ribu wirausaha baru pertahunnya.

"Kami menargetkan menciptakan 28 ribu wirausahawan baru ditengah terbatasnya ketersediaan lapangan kerja disektor formal. Upaya ini diharapkan dapat menekan angka pengangguran dan memperbanyak kesempatan kerja baru," ujar Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri dalam keterangan tertulis di Jakarta Senin (27/7/2015).

Dia mengungkapkan, penciptaan wirausaha merupakan salah satu solusi untuk menekan tingkat pengangguran yang terjadi saat ini. Pasalnya, selain menciptakan pekerjaan bagi diri sendiri, pelaku wirausaha juga dapat membuka kesempatan kerja bagi orang lain.

"Ukuran suatu negara bisa dikatakan maju jika jumlah wirausahawan mencapai 2 persen dari total jumlah penduduk. Namun wirausahawan di Indonesia saat ini baru mencapai 1,65 persen. Padahal di Malaysia jumlah wirausahawan sudah 4 persen dan Thailand 7 persen," kata dia.

Oleh karena itu, untuk mengejar ketertinggalan ini, lanjut Hanif pemerintah telah menetapkan kebijakan-kebijakan dan program kerja untuk membangkitkan dan mengembangkan program wirausaha dengan menargetkan mencetak 28 ribu wirausahawan baru tahun ini.

"Sasaran kelompok masyarakat yang menjadi calon kewirausahaan adalah para pencari kerja, penganggur atau masyarakat miskin di pedesaan, penganggur terdidik di perkotaan, serta calon TKI yang hendak bekerja ke luar negeri," kata dia.

Hanif menyatakan, program unggulan yang dikembangkan dalam pembinaan kewirausahaan meliputi pelatihan usaha mandiri pelatihan teknis dan manajerial tenaga kerja, padat karya produktif, pemagangan, teknologi tepat guna dan pendampingan serta pelatihan lainnya yang disesuaikan dengan minat, bakat, dan potensi masyarakat.

"Pola pengembangan yang dibidik adalah pembentukan desa industri kreatif  dan kerajinan serta desa perdagangan dan jasa," kata dia.

Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) BPS, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) nasional sampai dengan Februari 2015 mencapai 7,45 juta jiwa atau sekitar 5,81 persen. Sementara target untuk menciptakan 28 ribu wirausahawan baru ini merupakan bagian dari pengembangan sektor ketenagakerjaan dan pemanfaatan sumber daya alam.

"Kedepannya, program bidang penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja saat ini dijalankan berdasarkan pendekatan formal dalam arti memiliki hubungan kerja resmi dan informal yaitu di luar hubungan kerja," ungkapnya.

Sementara itu, ditengah jumlah wirausahawan yang masih sedikit, Hanif menjelaskan juga bahwa pemerintah mendapat beberapa kendala, seperti, masih tingginya angka pengangguran usia muda sebanyak 3,96 juta jiwa atau 53 persen. Lalu rendahnya daya saing dan produktivitas tenaga kerja Indonesia karena minimnya pendidikan dan pelatihan kerja.

"Kita juga mengalami kendala surplus tenaga kerja namun berlatarbelakang pendidikan rendah, tata kelola penempatan dan perlindungan pekerja migran yang perlu diperbaiki, rendahnya pengawasan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan pekerja dan iklim hubungan industrial yang belum terkendali sepenuhnya," tandasnya. (Dny/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya