Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah mewaspadai dampak dari El Nino atau kekeringan berkepanjangan yang akan menurunkan produksi pangan. Ancaman krisis pangan tersebut tentu dapat mengganggu ekonomi Indonesia di semester II 2015.
Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro membeberkan rentetan imbas dari El Nino terhadap ekonomi Indonesia. Padahal pemerintah Joko Widodo (Jokowi) tengah berjuang mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia supaya mencapai 5,3 persen demi mengejar target 5,2 persen tahun ini.
Baca Juga
"El Nino berpengaruh besar terhadap inflasi, sementara pertumbuhan ekonomi Indonesia bergantung dari konsumsi. Konsumsi kuncinya ada di daya beli dengan salah satu indikator inflasi dan inflasi ditentukan pangan yang bergejolak," tegas dia di kantornya, Jakarta, Kamis (6/8/2015).
Advertisement
Salah satu komoditas pangan yang rentan terhadap gejolak harga, kata Bambang adalah beras. Sambungnya, tanaman padi sangat mengandalkan kebutuhan air banyak. Namun produksi padi terancam merosot apabila terjadi kekeringan.
"Produksi beras turun bisa menyebabkan harga tinggi jika tidak bisa di manage dengan baik. Sehingga mengerek inflasi. Jadi intinya kita harus mewaspadai El Nino," ujar Bambang.
Bambang mengaku, El Nino diperkirakan terjadi sepanjang Agustus sampai Desember 2015 dan berpotensi mengganggu musim panen yang akan berlangsung pada September-Oktober ini. Dari data Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dia menyebut, dampak kekeringan terparah akan melanda Pulau Jawa.
"Yang akan terkena banyak dampaknya di Jawa. Tapi produksi padi ada di 6 Provinsi, yakni 3 Provinsi di Pulau Jawa, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur serta 3 Provinsi di Luar Jawa yaitu Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan," terang dia.
Namun pemerintah mengaku belum mengetahui seberapa dalam dampak El Nino terhadap ekonomi Indonesia. "Gangguan kekeringan lebih banyak di Jawa. Sedangkan di Luar Jawa enggak terlalu banyak terganggu. Mudah-mudahan itu bisa menetralkan dampak dari El Nino," tandasnya. (Fik/Ahm)