BPS Prediksi Ekonomi RI Tumbuh di Bawah Target

BPS pesimistis terhadap target pertumbuhan ekonomi Indonesia di akhir tahun ini sebesar 5,2 persen.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 05 Agu 2015, 18:04 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2015, 18:04 WIB
Ilustrasi pertumbuhan Ekonomi
Ilustrasi pertumbuhan Ekonomi

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) pesimistis terhadap target pertumbuhan ekonomi Indonesia di akhir tahun ini sebesar 5,2 persen. Pasalnya untuk mencapai itu, pemerintah harus bekerja keras agar realisasi ekonomi di semester II bertumbuh 5,7 persen.

Kepala BPS Suryamin mengaku, peluang Indonesia mencetak pertumbuhan ekonomi lebih tinggi di kuartal III dan IV masih terbuka dengan catatan ada peningkatan pertumbuhan dari sumber konsumsi dan belanja pemerintah.

"Peluang masih ada, tapi kita tidak bisa sebut berapa. Yang penting pemerintah harus berupaya mempercepat penyerapan anggaran negara, memanfaatkan pelemahan kurs rupiah untuk menggenjot ekspor," ujar dia di kantornya, Jakarta, Rabu (5/8/2015).

Suryamin menyebut, pemerintah harus memacu belanja modal yang baru terserap 9,74 persen dari anggaran Rp 275,8 triliun pada semester I 2015. Angka ini meningkat Rp 115 triliun dari anggaran belanja modal tahun lalu Rp 160,8 triliun.

Penyerapan belanja pemerintah, sambung dia, dapat mengerek investasi sehingga meningkatkan produktivitas. "Belanja modal ini kan untuk baru untuk menyelesaikan pembangunan tol Cipali, berbagai proyek yang sudah di groundbreaking, tol laut dan lainnya," jelasnya.
 
Sementara konsumsi rumah tangga di kuartal III, dikatakan Suryamin bisa meningkat karena pembayaran gaji ke-13 dan momen lebaran pada Juli ini. Sedangkan tahun lalu, pencairan gaji ke-13 dibayarkan bulan Juni.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Suhariyanto mengaku pesimistis terhadap target pertumbuhan ekonomi pemerintah 5,2 persen. Apalagi untuk mewujudkannya, ekonomi Indonesia harus bertumbuh 5,7 persen di semester II untuk menutup perlambatan ekonomi di semester I yang hanya 4,7 persen.

"Berat 5,2 persen di akhir tahun dan agak susah kalau harus 5,7 persen di semester II kecuali ada keajaiban," ujarnya.

Lebih jauh tambah Suhariyanto, pertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan bisa mencapai 5 persen karena ada Lebaran, di samping penyaluran bansos dan penyerapan belanja pegawai yang sudah baik. Perbaikan, sambungnya, tinggal menggenjot belanja barang dan belanja modal.

"Pertumbuhan konsumsi 5 persen bisa tercapai, karena prilaku masyarakat Indonesia pasti belanja menjelang Lebaran, kan punya duit. Yang penting inflasi tetap terjaga, kalau bisa di handle 3 bulan ke depan, akan meningkatkan daya beli," pungkas Suhariyanto. (Fik/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya