Rizal Ramli Ceramahi 42 Perwira Tinggi Angkatan Laut Dunia

Keamanan maritim dunia merupakan elemen penting karena akan berkontribusi pada perekonomian suatu negara.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 16 Sep 2015, 12:12 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2015, 12:12 WIB
20150915-Curhat Masalah Pelindo, Rizal Ramli Sambangi LIPI-Jakarta
Menko Bidang Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli saat berbicara pada Pra Kongres Ilmu Pengetahuan di Gedung LIPI, Jakarta, Selasa (15/9/2015). Rizal mengungkapkan beberapa pengalamannya menyelesaikan beragam permasalahan.(Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam penyelenggaraan Symposium Keamanan Maritim Internasional, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber ‎Daya Rizal Ramli menekankan pentingnya kerjasama menciptakan perdamaian di sektor maritim dunia. Konflik antar negara sampai praktik kejahatan sangat mengancam masa depan laut dunia.

Menurut Rizal, keamanan maritim dunia merupakan elemen penting karena akan berkontribusi pada perekonomian suatu negara. Tanpa elemen ini, sambungnya, negara akan kesulitan mengelola, mengeksplorasi dan mengeksploitasi sumber daya yang berkelanjutan dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

"Asia Pasifik menghadapi tantangan dan peluang. Tantangan di sektor maritim, meliputi perselisihan kedaulatan negara, konflik tingkat rendah dan lainnya. Jika ini tidak dikelola dengan baik, maritim di Asia Pasifik tidak akan mampu tumbuh. Padahal peluang menggarap sektor maritim snagat besar, tapi dirusak oleh ketidakpercayaan dan konflik memanas," terang dia di acara IMSS 2015 di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (16/9/2015).

Di sisi lain, kata Rizal, praktik kejahatan di laut merajalela, seperti pencurian ikan secara ilegal (illegal fishing), penyelundupan narkotika, perdagangan manusia, perbudakan di laut, penyelundupan ‎satwa liar hingga perampokan atau pembajakan di kapal laut.

"Di laut pun, banyak kejadian yang bisa mencemarkan lingkungan, seperti pemanasan laut, dampak el Nino, tambahan minyak dan sampah-sampah yang merusak lingkungan laut serta samudera kita. Jika tidak dikelola dengan benar, maka ini bisa menjadi akhir bagi biota laut di dunia," tuturnya.

Symposium bertema Maritime Confidence Building and Mutual Cooperation for Peace and Prosperity (Membangun Kepercayaan dan Kerjasama di Bidang Maritim guna Mencapai Perdamaian dan Kemakmuran Bersama), dihadiri Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Pandjaitan; Panglima TNI AL Ade Supandi dan petinggi AL dari 42 negara di dunia.

Acara yang berlangsung di Hotel Borobudur pada 16-17 September ini juga dihadiri Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Pandjaitan; Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti. Rencananya dihadiri pula Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan ; dan Menteri Luar Negeri, Retno Lestari Marsudi.

‎IMSS 2015 diikuti delegasi yang dipimpin Perwira Tinggi Angkatan Laut 42 negara di dunia, 7 negara diantaranya dipimpin Kepala Staf Angkatan Laut, yakni Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, Kasal Belanda LT Gen (RNMC) Rob Verkerk, Kasal Malaysia ADM Tan Sri Abdul Aziz bin Hj Jaafar, Kasal Philipina RADM Ronald Joseph S. Mercado, AFP, Kasal Timor Leste CDR Higino Das Neves, Kasal Portugal ADM Luis Manuel Fourneauz Macieira Fragoso dan Kasal Singapura RADM Jackson Chia.

Sementara 35 delegasi Angkatan Laut negara lainnya dipimpin perwakilan Perwira Tinggi dari negara Australia, China, Jepang, Thailand, Jerman, Inggris, Prancis, Kanada, Bangladesh, Brazilia, Brunei Darussalam, Arab Saudi, Kamboja, Lebanon, Turki, India, Korea Utara, Korea Selatan, Laos, Mesir, Iran, Afrika Selatan, Nigeria, Papua Nugini, Irlandia, Myanmar, Pakistan, Selandia Baru, Peru, Polandia, Rusia, Spanyol, Srilanka, Vietnam serta Amerika Serikat (AS). (Fik/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya