Gara-gara Asap, Penjualan Tiket Pesawat Turun 80% di Jambi

Bandara Sultan Thaha Jambi lumpuh membuat masyarakat beralih ke bandara Sultan Mahmud Badarudin II, Palembang.

oleh Bangun Santoso diperbarui 22 Okt 2015, 15:58 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2015, 15:58 WIB
20150912-TNI Bantu Padamkan Kebakaran Lahan di Sumatera
Seorang petugas pemadam dari Kementerian Kehutanan Indonesia, bersama anggota TNI menyemprotkan air ke hutan lahan gambut di Parit Indah Desa, Kampar, Riau, Rabu (9/9/2015). Kebakaran lahan menyebabkan kabut asap di sejumlah wilayah. (REUTERS/YT Haryono)

Liputan6.com, Jambi - Kabut asap yang menyelimuti Provinsi Jambi selama tiga bulan terakhir benar-benar memukul bisnis tiket pesawat di daerah itu. Akibat Bandara Sultan Thaha Syaifuddin Jambi lumpuh dua bulan terakhir, banyak pengusaha memilih tutup karena tiket pesawat tidak laku.

Ketua Association Of The Indonesia Tour and Travel (Asita) Provinsi Jambi, Ade Rosmala Dewi menyatakan, penjualan tiket pesawat di daerahnya menurun drastis hingga 80 persen lebih akibat terkungkung asap.

"Itu laporan dari anggota di Jambi. Bahkan ada yang tidak berjualan sama sekali," ujar Ade di Jambi, Kamis (22/10/2015).

Ia menuturkan, kabut asap di Jambi benar-benar telah memukul bisnis perjalanan di Jambi. Mengingat bisnis tersebut amat tergantung dengan kondisi penerbangan. Akibat pekatnya kabut asap, membuat rute penerbangan di Jambi mengalami gangguan dan bahkan sampai saat ini Bandara Sultan Thaha masih lumpuh total.

"Tahun ini gangguan asapnya sangat lama, tahun sebelumnya ada asap, tapi tidak selama dan separah sekarang," kata Ade.

Ia menambahkan, lumpuhnya Bandara Sultan Thaha Jambi membuat penumpang dari Jambi beralih ke Bandara Sultan Mahmud Badarudin II, Palembang, Sumatra Selatan setelah menempuh jalur darat sekitar 7 jam dari Jambi.

Meski penjualan tiket turun, Ade menyatakan belum menerima laporan adanya pemberhentian karyawan agen tour dan travel. "Biasanya, karyawan diberikan bonus dari hasil penjualan tiket. Namun karena gangguan asap, tiket tak terjual, karyawan saat ini hanya diberikan gaji pokoknya saja. Sampai saat ini belum ada pemilik memberhentikan karyawannya," pungkas Ade. (Bangun Santoso/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya