Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian (Kemenperin), I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, Indonesia menjadi salah satu negara dengan populasi pengguna telepon seluler yang paling besar di dunia.Â
Hal ini terlihat dari tingginya nilai impor telepon seluler yang mencapai 60 juta unit pada 2014. Namun pada tahun ini, angka impor telepon seluler tersebut mengalami penurunan yang cukup tajam atau di bawah 50 persen. Tercatat, impor ponsel Indonesia baru sebesar 26 juta unit sampai September 2015.
Menurut Putu, penurunan impor telepon seluler tersebut bukan menandakan bahwa telah terjadi penurunan permintaan karena pelemahan pertumbuhan ekonomi. Namun menurutnya penurunan impor telepon seluler tersebut menandakan bahwa produk dalam negeri lebih diminati.Â
"Ini menunjukkan jumlah impor telepon seluler sudah mulai digantikan dengan hasil produksi dalam negeri," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (5/11/2015).Â
Baca Juga
Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, penurunan ini terjadi karena semakin banyaknya produsen perangkat seluler yang memproduksi produknya di dalam negeri. Hal ini juga menunjukkan bawah Indonesia semakin menarik sebagai pilihan investasi.
Menurut dia, keberadaan pabrik ini juga menambah lapangan kerja dan mendekatkan produsen pada pasarnya.
"Selama ini kan produsen dan prinsipal sudah menikmati pasar domestik Indonesia, menarik duit dari konsumen. Kini sudah saatnya juga menanam modal dan membangun pabrik ponsel," jelas dia.
Aktivitas produksi di Indonesia, kata Saleh, dapat dimanfaatkan produsen sebagai salah satu keunggulan dalam memasarkan produk ke konsumen Indonesia.
Sebaliknya, pemerintah juga akan melakukan sosialisasi kepada konsumen tentang ponsel-ponsel mana saja yang diproduksi di Indonesia.
"Dengan demikian, konsumen tahu mana saja ponsel yang telah berkontribusi pada ekonomi Indonesia. Kita perlu memainkan sentimen-sentimen kedekatan atau proximity seperti itu," kata dia.
Hal ini diyakini turut merangsang prinsipal ponsel untuk melakukan pabrikasi di Indonesia dan produsen yang masih memproduksi di luar negeri diharapkan segera melakukan aksi korporasi serupa.
Hingga saat ini, telah ada belasan produsen yang memproduksi ponselnya di Indonesia, seperti Samsung, Oppo, Haier, IVO untuk Bolt dan Venera, Modem Bolt dan ZTE untuk Bolt, Polytron, Evercross, Advan, Axioo, MITO, Gosco, SPC dan Asiafone.
Dari pemilik merek, terdapat Huawei Tech Investment yang menggunakan fasilitas produksi PT Panggung Electric Citra Buana dan Smartfren Telecom. (Dny/Gdn)*