Cerita RJ Lino Besarkan Bisnis Pelindo II

Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, pendapatan tahunan Pelindo II tumbuh 22 persen.

oleh Arthur Gideon diperbarui 12 Nov 2015, 20:42 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2015, 20:42 WIB
RJ Lino
(Foto: Indonesiaport)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Pelindo II RJ Lino bercerita mengenai langkah yang ia lakukan untuk mengembangkan PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) dalam tujuh tahun terakhir. Menurutnya, langkah terberat mengembangkan Pelindo II adalah meningkatkan kualitas Sumber Daya manusia (SDM).

Lino bercerita, ia diangkat menjadi Direktur Utama Pelindo II pada 2008 oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Sofyan Djalil. Saat pertama masuk ke perusahaan tersebut, Lino melihat bahwa perusahaan tersebut seperti sebuah kantor yang hampir mati. "Itu atap kantor sudah mau jatuh," jelasnya.


Melihat hal itu semua, Lino langsung mengumpulkan semua direksi dan karyawan. Ia meminta kepada semua karyawan untuk berubah. Sebagai perusahaan yang memberikan layanan jasa, menurutnya sumber daya manusia (SDM) merupakan aset yang utama. Oleh sebab itu peningkatan SDM akan mendukung bisnis perusahaan untuk lebih berkembang.

Ia pun kemudian meminta kepada SDM untuk mulai belajar. "Waktu saya datang karyawan yang bisa berbahasa Inggris bisa dihitung dengan jari. Ini bagaimana bisa perusahaan yang berhubungan dengan luar negeri tapi tak banyak yang bisa berbahasa Inggris," jelasnya.

Lino lalu mengirim beberapa karyawan untuk belajar manajemen pelabuhan di sekolah-sekolah terkenal di luar negeri. "Itu karena di Indonesia tidak ada sekolah yang spesifik mengenai manajemen di pelabuhan," tuturnya.

Hasilnya cukup memuaskan. Jika pada 2010 lalu pendapatan Pelindo II hanya di kisaran Rp 2,8 triliun maka meningkat menjadi Rp 6,41 triliun di 2014 lalu. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, pendapatan tahunan Pelindo II tumbuh 22 persen.

Sedangkan untuk laba perusahaan juga meningkat menjadi Rp 1,27 triliun pada 2010 menjadi Rp 1,57 triliun pada 2014. Tingkat pertumbuhan laba bersih perseroan selama 5 tahun tercatat 5,5 persen. (Gdn/Ndw)

 
 
 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya