Batan: Pembangunan PLTN Sebuah Keharusan

Pembangunan PLTN membutuhkan waktu 10 tahun.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 14 Des 2015, 16:55 WIB
Diterbitkan 14 Des 2015, 16:55 WIB
Kerjasama Indonesia dengan 3 Negara Pengguna Energi Nuklir
Indonesia yang diwakili Kepala BATAN, Djarot S. Wisnubroto melakukan pertemuan Bilateral dengan ROSATOM, AREVA, dan ANSTO.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Tenaga Nuklir Nasional/Batan menyatakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sudah menjadi keharusan saat ini, jika ingin melaksanakan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (PJMN) 2005 -2025.

Deputi Bidang Teknologi, Batan, Taswanda Taryo menuturkan penggunaan nuklir sebagai sumber energi harus dimulai saat ini, karena meski pun berbagai energi telah digunakan masih saja mengalami kekurangan.

"Kami harus berpikir kalaupun dimaksimalkan tetap ada kekurangan. PLTN bukan alternatif tapi keharusan," kata Taswanda, di Jakarta, Senin (14/12/2015).

Taswanda menuturkan, jika pemerintah merencanakan pembangunan PLTN sampai 2025 maka tahun ini merupakan waktu yang tepat untuk mengambil keputusan. Hal itu karena membangun PLTN membutuhkan waktu yang panjang.

"PLTN kita perlu waktu butuh 10 tahun. Kalau pembangunan hingga PLTN 2025 ini waktu yang tepat, sebuah kenyataan PLTN membutuhkan," tutur dia.

Selain itu, pembangunan PLTN dapat meningkatkan bauran energi, yang telah diarahkan Presiden Joko widodo (Jokowi) mengenai penggunaan Energi Baru Terbarukan ‎mencapai 23 persen pada 2025. Saat ini komposisi EBT dalam bauran energi baru mencapai 10 persen.

"Sekarang diketahui kalau Indonesia sedang galakkan EBT, misalnya saja geothermal, microhydro, hingga matahari. PLTN ini menjadi salah satu sumber untuk mencapai energy mix,"‎ ujar dia. (Pew/Ahm)

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya