Bank Dunia: Harga Komoditas dan Suku Bunga AS Ancam Ekonomi RI

Harga komoditas yang rendah merupakan salah satu tantangan utama yang dihadapi ekonomi Indonesia.

oleh Vina A Muliana diperbarui 15 Des 2015, 14:46 WIB
Diterbitkan 15 Des 2015, 14:46 WIB
Penambang Batu Bara di Bengkulu Tunggak Royalti Ratusan Miliar
Tak tanggung-tanggung, nilai tunggakan pembayaran tersebut mencapai Rp 100 miliar.

Liputan6.com, Jakarta - Tantangan besar masih akan membayangi perekonomian Indonesia hingga akhir tahun. Harga komoditas yang rendah merupakan salah satu tantangan utama. Selain itu dampak kenaikan suku bunga AS juga akan ikut mempengaruhi kestabilan ekonomi.

Bahkan, hal ini akan terus berlangsung hingga tahun depan. "Ekonomi Indonesia masih menghadapi tantangan. Market mengantisipasi kemungkinan kenaikan Fed Fund rate, mungkin hari ini atau besok," ujar Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chaves dalam Indonesia Economic Quarterly (IEQ), di Jakarta, Selasa (15/12/2015).
 
Menurutnya perekonomian Indonesia akan terus berfluktuasi menjelang kenaikan suku bunga AS. Hal ini yang menjadi tantangan bagi perekonomian nasional.
Namun demikian, pertumbuhan ekonomi yang baik masih akan mampu diwujudkan Indoneaia dengan dorongan komitmen kebijakan infrastruktur dari pemerintah.
 
"Pemerintah harus komitmen terhadap pembangunan infrastruktur. Ekonomi Indonesia masih akan volatile di 2016. Tapi masih ada potensi untuk tumbuh," ujar dia.

Ndiame Diop, Ekonom Utama Bank Dunia,  membenarkan jika di tahun depan tantangan perekonomian Indonesia masih akan berlanjut.
 
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada tahun depan mencapai 5,3 persen, lebih tinggi dari target pertumbuhan di 2015 yang sebesar 5  persen. Target 5,3 tersebut tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016.(Vna/Nrm)
 
 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya