Kurangi Peran Energi Fosil, Pemerintah Ubah Sampah Jadi Premium

Pemerintah akan menjadikan kota Surabaya, Jawa Timur menjadi proyek percontohan pengembangan energi baru terbarukan.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 06 Jan 2016, 17:23 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2016, 17:23 WIB
20160104-Gerobak-Sampah-akan-diganti-dengan-Motor-Gerobak-HEL
Petugas kebersihan menantikan waktu bongkar di Tempat Pembuangan Sampah Sementara Kalibata, Jakarta, Senin (4/1/2016). Dengan digantinya gerobak dengan sepeda motor diharapkan pengangkutan sampah bisa cepat dan efisien. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus memutar otak agar bisa mengurangi jumlah penggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berasal dari energi fosil. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan mengembangkan teknologi yang bisa mengubah sampah menjadi energi. 

Kepala Seksi Analisa Evaluasi Program Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM‎, Trois Dili Susendi mengatakan, Kementerian saat ini sedang mengembangkan teknologi yang bisa mengubah sampah menjadi BBM sintetik. Sampah yang digunakan adalah plastik dan karet. Pengembangan teknologi tersebut dilakukan di Tempat Pembuangan Akhir‎ (TPA) Muara Kucing Tangerang, Banten.

"Pilot project pengembangan teknologi yang memanfaatkan sampah BBM sintetis tersebut sedang kami lakukan di Kota Tanggerang," kata Trois, dalam diskusi Low Carbon Technology for Solid Waste Management, di Jakarta, Rabu (6/1/2015).‎

BBM sintetis yang dihasilkan dari sampah tersebut diolah oleh mesin asal India dengan dana investasi yang berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2015. Nilai mesin tersebut kurang lebih antara Rp 15 hingga Rp 20 miliar.

Trois melanjutkan, keistimewaan dari mesin tersebut adalah bisa menghasilkan dua jenis BBM yaitu Premium dan Solar. "Dananya dari APBN 2015. Kami membangun pilot project dengan teknologi dari India,‎" tutur Trois.

Mesin yang mampu mengubah sampah menjadi BBM sinstentis tersebut saat ini sedang dalam masa uji coba produksi. Ia berharap ke depannya perguruan tinggi Indonesia bisa mempelajari teknologi tersebut agar mesin tersebut dapat diproduksi oleh putra putri bangsa. "Kami berharap mengajak akademisi ikut terlibat didalamnya sehingga bisa dikembangkan di dalam negeri," tutup Trois.

Sebelumnya, pemerintah akan menjadikan kota Surabaya, Jawa Timur menjadi proyek percontohan pengembangan energi baru terbarukan. Beberapa energi yang akan dikembangkan di kota tersebut adalah energi dari sampah, energi matahari dan juga energi gas. Diharapkan dalam dua hingga tiga tahun ke depan, Surabaya bisa menjadi green city di Indonesia.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, hal ini sejalan dengan semangat pemerintah untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan di dalam negeri. "Kami sepakat untuk menjadikan Kota Surabaya sebagai percontohan energi baru terbarukan," ujarnya. 

Dia mengatakan, beberapa jenis energi yang akan dikembangkan di kota ini antara lain energi listrik dari sampah atau biomass, energi matahari atau solar cell dan penggunaan bahan bakar gas (BBG) sebagai pengganti bahan bakar minyak (BBM).

"Sampah ini jadi masalah yang tidak beres. Tapi nanti sampah jadi andalan untuk biomass. Intinya dalam waktu cepat berbagai hal ini bisa jalan. Dalam dua hingga tiga tahun ke depan Surabaya bisa menjadi green city dengan energi yang bersih," kata dia.

Sebagai tindak lanjut hal ini, pemerintah akan menggelar pertemuan terkait pengembangan energi jenis ini dengan mengundang para ahli energi baru terbarukan dan Kota Surabaya akan menjadi tuan rumah.

"Kami sepakat untuk menjalin komunikasi satu sama lain. Dan dengan para pemimpin, akan kumpul di Surabaya dan teman-teman leader untuk mendapat tugas menata sektor ini," ujar Sudirman. (Pew/Gdn)


**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya