Bos Freeport Mundur karena Kasus 'Papa Minta Saham'?

Anggota Komisi VII Ramson Siagian mengaku tak heran dengan mundurnya Presdir Freeport Maroef Sjamsoeddin.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 19 Jan 2016, 14:30 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2016, 14:30 WIB
20151203-Dirut-Freeport-Penuh-Panggilan-MKD-JT
Maroef Sjamsoeddin tersenyum saat menjalani sidang sebagai saksi di MKD DPR RI, Jakarta, Kamis (12/3). Maroef bersaksi terkait kasus dugaan pelanggaran etik yang dilakukan ketua DPR Setya Novanto. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi VII Ramson Siagian mengaku tak heran dengan mundurnya Maroef Sjamsoeddin sebagai Presiden Direktur (Presdir) PT Freeport Indonesia.

Ramson mengaku sudah memprediksi hal itu sejak James R. Moffet diganti sebagai Chairman Freeport-McMoRan.

"Sudah saya prediksi kalau Maroef Sjamsoeddin sebagai Presdir PT Freeport Indonesia bakal diganti," ucap Ramson di Jakarta, Selasa (19/1/2016).

Ramson menyebutkan gaduh terkait Freeport di Indonesia dimulai dari adanya surat Menteri ESDM Sudirman Said yang seakan-akan menyetujui perpanjangan kontrak Freeport. Namun hal itu justru mendapatkan reaksi yang kurang baik dan kritik keras dari DPR, para pengamat, dan publik.

Ditambah lagi dengan gaduh akibat laporan Menteri ESDM Sudirman Said ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI terkait rekaman pembicaraan mantan Ketua DPR Setya Novanto dan pengusaha minyak serta mantan Presdir Freeport Maroef Sjamsoeddin yang akhir-akhir ini dikenal dengan kasus 'Papa Minta Saham'.

Saat itu, kata Ramson, harga saham Freeport-McMoRan di Amerika Serikat (AS) anjlok jatuh bagaikan terjun bebas. Politikus Partai Gerindra ini juga mengaku tak heran jika akhirnya Maroef dicopot sebagai Presdir Freeport.

Pasalnya, kata dia, beberapa orang pemilik saham Freeport-McMoRan yang komposisi sahamnya semakin besar tentu ingin bisnis Freeport-McMoRan dijalankan sesuai hukum dan peraturan yang berlaku.

"Mereka sudah terbiasa di AS bisnis dengan tidak melanggar hukum dan tidak suka gaduh-gaduh yang berdampak pada anjloknya harga saham. Dan juga masyarakat serta masyarakat bisnis di AS sangat menghargai Parlemen atau Kongres AS," ucap Ramson.

"Prediksi saya bahwa Maroef akan diminta mengundurkan diri itu sudah sejak James R. Moffet diganti, jadi saya tidak heranlah," katanya.

Sedangkan untuk perkembangan masalah Freeport selanjutnya, kata Ramson, Komisi VII akan menanyakan ke Menteri ESDM apa saja yang telah dilakukan pemerintah selama 1 bulan terakhir.

"Seharusnya raker hari Senin kemarin pukul 14.00, tapi Menteri ESDM tidak hadir. Maka akan dijadwalkan lagi. Juga pada waktu yang tepat akan mengundang Dirjen Minerba bersama direksi baru PT Freeport Indonesia untuk meminta penjelasan langsung perkembangan aktual di lapangan dan hal-hal yang strategis," Ramson menegaskan.

Diberitakan sebelumnya, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin mundur dari posisinya di perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu. Maroef mengundurkan diri seiring dengan habis masa jabatannya.

Pernyataan tersebut diungkapkan Maroef dalam secarik surat Interoffice Memorandum PT Freeport Indonesia Management yang ditujukan kepada semua karyawan Freeport, dilansir Senin (18/1/2016).

Dalam suratnya, Maroef menyebut kontrak kerjanya telah habis setelah setahun bekerja di Freeport dengan posisi jabatan sebagai presiden direktur.

Maroef juga menyebut ditawari perpanjangan kontrak. Namun, dia memilih untuk mundur dari jabatannya.

"Saya telah berkirim surat pengajuan pengunduran diri sebagai Presiden Direktur PT Freeport Indonesia," katanya.

Sebelumnya, Chairman Board Freeport Mcmoran, James Robert Moffet, juga sudah mengundurkan diri. Kini Moffet menjadi konsultan perusahaan tambang emas dan tembaga terbesar tersebut. (Devira/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya