Liputan6.com, Jakarta -
Kementerian Perdagangan (Kemendag) menilai perang perdagangan dan perekonomian di masa datang lebih mengarah pada sektor jasa.
Â
Sayangnya, sektor ini luput dari perhatian pemerintah sehingga Indonesia tak bisa merajai pasar usaha jasa dibandingkan negara lain.
Namun Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Trikasih Lembong mengatakan, persaingan produk atau barang di masa depan bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti lagi mengingat nilai jual barang akan semakin murah.
"Misalnya iPad, saya beli seharga US$ 700 per buah, tapi nanti 10 tahun mendatang harga jualnya jadi US$ 70. Apalagi sumber daya manusia akan tergantikan peran robot-robot canggih," ujar dia dalam Sambutan Rapat Kerja Kemendag di Jakarta, Rabu (27/1/2016).
Terkait perubahan pola persaingan ini, dia meminta Indonesia tidak perlu bersedih hati apabila perusahaan elektronik raksasa, Samsung justru memilih berinvestasi membangun pabrik ponsel di Vietnam ketimbang di negara ini.
Namun Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Trikasih Lembong mengatakan, persaingan produk atau barang di masa depan bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti lagi mengingat nilai jual barang akan semakin murah.
"Misalnya iPad, saya beli seharga US$ 700 per buah, tapi nanti 10 tahun mendatang harga jualnya jadi US$ 70. Apalagi sumber daya manusia akan tergantikan peran robot-robot canggih," ujar dia dalam Sambutan Rapat Kerja Kemendag di Jakarta, Rabu (27/1/2016).
Baca Juga
Terkait perubahan pola persaingan ini, dia meminta Indonesia tidak perlu bersedih hati apabila perusahaan elektronik raksasa, Samsung justru memilih berinvestasi membangun pabrik ponsel di Vietnam ketimbang di negara ini.
Â
Nilai ekspor Samsung dari basis produksi di Vietnam yang mencapai US$ 45 miliar setiap tahun dinilai menjadi alasan perusahaan ini memilih negara itu ketimbang Indonesia.
"Tidak usah menangis-nangis, sedih karena Samsung memilih Vietnam bukan Indonesia. Kita bisa langsung loncat ke tahap berikutnya dengan memproduksi aplikasi, software dan jasa karena diyakini akan menjadi komoditas yang tersebar di mana-mana. Sebab perang ekonomi dan perdagangan di abad 21, banyak di jasa. Ini yang masih belum dapat perhatian cukup," jelas dia.
Lebih jauh Mantan Bankir ini memberi semangat kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk meningkatkan bidang usaha jasa, seperti e-commerce, dan lainnya mengingat bangsa ini mempunyai keunggulan di sektor tersebut.
"Banyak jasa yang tidak bisa diberikan robot, karena jasa yang memerlukan sentuhan manusia akan semakin bernilai. Dan kita punya keunggulan itu, orang akan mencari mitra dagang yang bisa dipercaya dan didukung budaya kita yang rendah hati, hangat, baik," pungkas Lembong.(Fik/Nrm)
"Tidak usah menangis-nangis, sedih karena Samsung memilih Vietnam bukan Indonesia. Kita bisa langsung loncat ke tahap berikutnya dengan memproduksi aplikasi, software dan jasa karena diyakini akan menjadi komoditas yang tersebar di mana-mana. Sebab perang ekonomi dan perdagangan di abad 21, banyak di jasa. Ini yang masih belum dapat perhatian cukup," jelas dia.
Lebih jauh Mantan Bankir ini memberi semangat kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk meningkatkan bidang usaha jasa, seperti e-commerce, dan lainnya mengingat bangsa ini mempunyai keunggulan di sektor tersebut.
"Banyak jasa yang tidak bisa diberikan robot, karena jasa yang memerlukan sentuhan manusia akan semakin bernilai. Dan kita punya keunggulan itu, orang akan mencari mitra dagang yang bisa dipercaya dan didukung budaya kita yang rendah hati, hangat, baik," pungkas Lembong.(Fik/Nrm)