Liputan6.com, Surabaya - Fastpay, bisnis prabayar via online di bawah naungan PT Bimasakti Multi Sinergi, perusahaan yang bergerak di bidang payment gateway payment switching memastikan siap menghadapi persaingan dengan dibukanya era perdagangan bebas kawasan ASEAN atau dikenal Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
CEO PT Bimasakti Multi Sinergi Ibnu Sunanto mengatakan strategi untuk menghadapi persaingan MEA adalah dengan memperkuat layanan.
"Setelah dibukanya MEA para pemain luar tidak hanya melihat payment metode tidak hanya di dunia e-commerce saja. Beberapa waktu lalu kami juga pernah sharing dengan operator payment di Singapura, mereka juga ternyata ingin melayani transaksi non e-commerce. Itupun sudah mulai masuk pasar Indonesia, " kata Ibnu Sutanto saat berbincang dengan Liputan6.com saat ditemui di kantor pusat PT Bimasakti Multi Sinergi di Surabaya,Rabu (27/1/2016).
Terkait ini, Ibnu mempertanyakan kesiapan para provider payment di dalam negeri seiring masuknya pengusaha serupa dari negara lain seperti Singapura.
Dia menilai selama ini sektor yang baru mampu bersaing di tingkat internasional adalah perbankan.
Baca Juga
"Sementara di dunia payment yang berada di layar menengah, itu belum menyadari ancaman provider dari luar negeri, " lanjut dia.
Sebab itu, dia memastikan Bima Sakti dan Fastpay mengambil langkah antisipasi, salah satunya memperkuat layanan dengan memperbanyak pelayanan kepada masyarakat.
Advertisement
"Selain itu yang kedua kami juga menggabungkan dalam produk yang bisa disinergikan seperti layanan periklanan, layanan penjualan barang atau jasa, sehingga itu jika disinergikan berbagai layanan yang bisa dikonsumsi masyarakat kita bisa lebih kuat dalam menghadapi provider dari luar negeri," ungkap dia.
Perihal kendala dalam mengembangkan bisnis ini, Ibnu mengakui banyak yang harus dihadapinya.
Direktur Sales Marketing PT Bimasakti Multi Sinergi Suroto, yakin dan optimis perusahaannya bisa berkembang di era digital saat ini.
"Fastpay tetap berkeinginan untuk memberikan layanan yang memuaskan bagi pelanggan dan strategi itulah yang membuat kami bisa berkembang," kata dia.
Bahkan, menurut dia, MEA bisa menjadi momen penting bagi bangkitnya pebisnis lokal di antara tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia.
"Kami di Fastpay sudah siap dan kami juga kuatkan simpul hingga ke bawah di tingkat loket," tutup dia.
Sekedar diketahui Fastpay berkembang ke beberapa bisnis pembayaran online. Mulai dari rekening listrik, air, telpon, layanan transportasi seperti kereta api dan pesawat hingga layanan ticketing event lainnya.
Yang terbaru juga mengembangkan Fastmedia yakni perantara iklan ke media massa baik cetak maupun elektronik.
Berdasarkan data, Fastpay memiliki 78 ribu outlet PPOB aktif di seluruh Indonesia. Adapun total transaksi yang dibukukan secara nasional mencapai 11,2 juta transaksi per bulan dan 2,3 juta transaksi di Yogyakarta. (Dhimas Prasaja/Nrm)