Menkeu Beberkan Alasan Moody's Kukuhkan Peringkat Investasi RI

Moody's memberikan afirmasi kepada peringkat rating RI pada Baa3 atau stable outlook.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 29 Jan 2016, 14:56 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2016, 14:56 WIB
Moody’s Investors Service. (Foto: Reuters)
Moody’s Investors Service. (Foto: Reuters)

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga pemeringkat internasional, Moody’s Investors Service mengafirmasi atau menegaskan status Indonesia pada level layak investasi (investment grade). Peringkat rating atau sovereign credit rating di posisi Baa3.

Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro usai menghadiri Munas MAPPI mengatakan, pencapaian tersebut merupakan berita baik bagi Indonesia. Alasannya, karena stabilitas politik dan ekonomi Negara ini cukup baik di mata investor.

"Kami mendapatkan masukan dari investor luar negeri, pertama, Indonesia dianggap menjadi salah satu safe haven negara emerging ekonomi. Itu good news. Kedua, Indonesia termasuk emerging ekonomi yang istilahkan tidak membuat investor khawatir," jelasnya di Jakarta, Jumat (29/1/2016).

Bambang mengaku, para penanam modal atau investor sempat menyoroti kasus teror bom Thamrin dan kasus lainnya meskipun permasalahan tersebut tidak berpengaruh terhadap citra Indonesia di dunia internasional. "Ya pasti (teror) itu konsen, tapi tidak mengganggu terhadap penilaian ke Indonesia," kata Bambang.

Seperti diketahui, Moody's memberikan afirmasi kepada peringkat rating RI pada Baa3 atau stable outlook. Statusnya investment grade. Pengukuhan peringkat tersebut diberikan karena lembaga pemeringkat ini melihat adanya pengelolaan keuangan yang kuat oleh pemerintah.

Pemerintah Indonesia, sambungnya dinilai mampu mengelola risiko penurunan harga komoditas dan pelemahan pertumbuhan ekonomi di tengah peningkatan defisit fiskal melalui respons paket kebijakan ekonomi.

"Afirmasi Moody's ini menegaskan pengakuan terhadap kekuatan perekonomian Indonesia dalam menghadapi penurunan perekonomian dan volatilitas keuangan global," ujar Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo.

Agus mengatakan, keseimbangan antara kebijakan moneter dan fiskal serta reformasi struktural yang berkelanjutan menjadi kunci keberhasilan untuk mencapai pertumbuhan Indonesia yang lebih berkualitas. (Fik/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya