Bank BTN Diminta Jadi Pelopor Penurunan Bunga KPR

Setiap penurunan 1 persen suku bunga KPR akan meningkatkan potensi pasar KPR sebesar 4 persen-5 persen.

oleh Muhammad Rinaldi diperbarui 23 Feb 2016, 14:15 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2016, 14:15 WIB
Cara Mudah Pilih Produk Keuangan Secara Online
Berdasarkan data OJK Maret 2015, ada 122 produk kartu kredit, 27 produk Kredit Tanpa Agunan (KTA), dan 95 produk KPR.

Liputan6.com, Jakarta - Penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) ke level 7 persen seharusnya dapat memicu penurunan suku bunga Kredit Perumahan Rakyat (KPR). Bank Tabungan Negara (BTN) sebagai bank perumahan dinilai seharusnya menjadi pelopor penurunan suku bunga KPR tersebut.

Demikian diungkapkan Pengamat Properti Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda kepada Liputan6.com, Selasa (23/2/2016).

Mengacu pada riset IPW yang menyebutkan, setiap penurunan 1 persen suku bunga KPR akan meningkatkan potensi pasar KPR sebesar 4 persen-5 persen. Dengan penurunan BI Rate dari 7,5 persen menjadi saat ini 7 persen dimungkinkan suku bunga KPR ikut turun menjadi satu digit.

Sementara saat ini Suku Bunga Dasar (SBDK) masing-masing bank masih berada di level dua digit. Jika suku bunga KPR menjadi satu digit berarti akan ada potensi peningkatan pangsa pasar KPR 10 persen- 25 persen pada 2016.


“Kami sangat menyayangkan SBDK bank-bank yang masih belum turun. Bahkan Bank BTN yang menjadi market leader KPR dan dikenal sebagai bank perumahan seharusnya dapat menerapkan bunga yang lebih rendah dibandingkan bank lainnya,” tegas Ali.

Menurut dia, hingga kini Bank BTN masih memberikan suku bunga yang relatif tinggi dibandingkan dengan bank lain dan bertolak belakang dengan visi bank BTN sebagai bank perumahan.

Bank Indonesia kembali menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin dari 7,25 persen menjadi 7 persen. Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengharapkan, kebijakan ini dapat memperkuat pertumbuhan ekonomi.

Selain itu diharapkan penurunan BI rate akan diikuti penurunan suku bunga kredit perbankan sehingga mendorong konsumsi masyarakat. (Muhammad Rinaldi/Nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya