Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Sofyan Djalil menyatakan pendamping desa dalam rangka mengawal penyaluran dan pemanfaatan dana desa harus orang yang berpengalaman. Salah satunya dapat direkrut dari mantan pendamping desa dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri.
Sofyan menjelaskan, dari hasil tinjauannya ke Sulawesi Tengah, pemanfaatan dana desa di wilayah tersebut tergolong baik. Salah satunya karena menggunakan pendamping desa yang merupakan mantan pendamping PNPM Mandiri.
Baca Juga
Sofyan menjelaskan, dana yang dialokasikan di sebuah desa di Sulawesi Tengah yang dikunjunginya mencapai Rp 900 juta. Dana tersebut berasal dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, dana pemerintah daerah yaitu provinsi dan kabupaten.
Meski terhitung besar dan berasal dari berbagai sumber, namun penggunaan dana desa di wilayah tersebut dinilai sudah cukup baik. Hal ini perlu diikuti oleh desa-desa lain di Indonesia.
"Itu mereka gunakan bagus sekali, dan pembina desanya itu ada dari pembina kecamatan dan desa itu sendiri. Jadi kalau pola seperti itu dilaksanakan bagus sekali, tapi kalau yang lain saya tidak tahu yang lain karena yang saya lihat baru satu desa," kata dia di Jakarta, Senin (28/3/2016).
Oleh sebab itu, Sofyan berharap pendamping dana desa ini bisa direkrut dari petugas yang telah berpengalaman dalam hal ini, yaitu pendamping PNPM Mandiri. Dengan demikian, saat dana desa dikucurkan pada April 2016, maka setiap desa telah memiliki pendamping yang berpengalaman.
"Dana desa tahun ini, masalah konsennya itu pembimbing, karena pembimbing dana desa itu untuk 2016 belum ada kepastiannya. Kita inginkan tentu yang direkrut yang profesional. Kalau direkrut sebanyak mungkin yang eks PNPM supaya mereka ada pengalaman. Saya sepakat dengan mereka bahwa dana eks PNPM yang punya pengalaman, bisa dilebur kembali dari pada dengan tim yang belum teruji," tandasnya. (Dny/Gdn)