Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan krisis listrik yang terjadi di Nias harusnya menjadi tanggung jawab manajemen PT PLN (Persero). Pasalnya, krisis listrik disebabkan oleh berhenti operasinya Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 2x10 MW yang disewa PLN.
Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Alihuddin Sitompul menerangkan, dalam UU Nomor 30 Tahun 2009 Tentang Ketenagalistrikan menyatakan PLN wajib memenuhi kebutuhan listrik di wilayah usaha PLN. Itu berarti, PLN wajib menyediakan kebutuhan listrik di hampir seluruh Indonesia.
"Kejadian di Nias hilangnya 20 MW merupakan domain perusahaan sendiri, korporat, bukan keputusan pemerintah," kata dia di Gedung Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Jakarta, Senin (4/4/2016).
Baca Juga
Kementerian ESDM menegaskan, pemerintah telah menyerahkan pengelolaan listrik kepada PLN. Seharusnya, dia menuturkan PLN menerapkan berbagai upaya untuk mencukupi kebutuhan listrik di Nias.
"Nias itu 24 MW, hilang 20 MW karena masalah kontrak. Menurut kami dari sisi pemerintah sudah memberi kewenangan PLN. Dengan berbagai cara bagaimana mengaliri listrik di wilayah usahanya," ujarnya. Dia bilang, seharusnya PLN telah melakukan langkah antisipasi jauh-jauh hari sebelum masalah krisis listrik terjadi di Nias.
"Kan ada aba-aba 3 bulan sebelum akhir akan seperti ini, atau 6 bulan akan seperti ini, menurut kami berada di domain PLN," tukas dia.
Sebelumnya, untuk mengatasi krisis listrik di Nias, PLN mengirimkan 17 genset dengan total kapasitas 1,25 Mega Volt Ampere (MVA). Manajer Senior Public Relations PLN Agung Murdifi mengatakan, pemadaman listrik yang terjadi di Nias, disebabkan karena dua Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang disewa PLN dengan kapasitas 2 x 10 Mega Watt (MW) yang berada di Nias berhenti beroperasi.
"Kedua mesin PLTD itu terletak di Moawo dengan kapasitas 10 MW dan Idanoi dengan kapasitas 10 MW," kata Agung, di Jakarta, Senin (4/4/2016).
Menurut Agung, Saat ini PLN tengah melakukan sejumlah upaya untuk mengatasi pemadaman yang berlangsung. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mendatangkan genset dari luar Nias.
Genset tersebut diambil dari seluruh Area di Wilayah Sumatera Utara di antaranya dari Sibolga 6x50 kVa, Binjai 3x100 kVA, Pematang Siantar 1x100 kVA, Padang Sidimpuan 2x100 kVA + 50 kVA, Medan 1x100 kVA, Lubuk Pakam 1x100 kVA dan Rantau Prapat 1x100 kVA.
Pengiriman genset gelombang I sebanyak 10 genset dengan dengan total kapasitas 650 kVA telah tiba di Nias. Pengiriman genset gelombang II sebanyak 7 genset dengan total kapasitas 600 kVA rencananya akan dikirim hari ini. (Amd/Gdn)