Liputan6.com, Jakarta - Mitsubishi jatuh ke dalam skandal besar pada pekan ini. Ini setelah produsen otomotif asal Jepang tersebut diketahui memanipulasi standar efisiensi bahan bakar pada sekitar 625 ribu kendaraan. Para peneliti dari Kementerian Perhubungan Jepang bahkan langsung menyerbu pabrik terbesar kedua di negara tersebut pada Rabu.
Berita itu juga menyebabkan kepanikan di pasar saham Jepang. Pemegang saham bergegas menjual saham mereka dengan harga berapa pun. Banjir penjualan membuat pasar saham kewalahan.
Baca Juga
Mengutip laman Marketwatch, seperti ditulis Sabtu (23/4/2016), kolumnis Brett Arends menggambarkan satu situasi yang kacau. Dengan begitu banyak investor yang panik dan mencoba keluar dari perdagangan saham secepat mungkin. Banyak investor terpaksa menjual, tanpa alasan atau harga.
Advertisement
Alhasil, saham Mitsubishi telah anjlok sepertiganya, dari 870 yen menjadi 583 yen, dalam dua hari. Jadi, secara teori, nilai pasar perusahaan telah jatuh dari US$ 7,8 miliar menjadi US$ 5,2 miliar, menurut FactSet.
Baca Juga
Ini menjadi kejatuhan nilai saham yang panjang bagi sebuah perusahaan yang menurut Thomson Reuters, mencatatkan arus kas operasional rata-rata tahunan sebesar US$ 1,8 miliar selama tiga tahun terakhir.
Tapi ini yang terlewat. Secara kinerja, perusahaan tercatat tidak terlibat utang. Di sisi lain, dalam pembukuan Mitsubishi Motor menunjukkan perusahaan memiliki kas US$ 2,2 miliar. Serta, investasi jangka pendek dan panjang.
Jadi secara nilai bersih di atas kertas, perusahaan hanya mengalami penurunan dari US$ 5,6 miliar menjadi US$ 3 miliar.
Nilai ini tampaknya tidak terlalu besar bagi perusahaan yang mampu menghasilkan keuntungan kotor US$ 1 miliar dan pendapatan US$ 5 miliar di tahun fiskal yang lalu.
Analis JPMorgan Akira Kishimoto memperkirakan, kasus kecurangan ini bisa membuat Mitsubishi harus mengeluarkan lebih dari 50 miliar yen (US$ 450 juta), antara lain untuk pembayaran kepada konsumen, biaya penggantian bagian dan kompensasi kepada Nissan.
Atau, dengan kata lain, dengan penurunan nilai saham hingga US$ 2,5 miliar, di atas kertas Mitsubishi telah mengeluarkan sekitar US$ 4.000 untuk setiap mobil yang terkena dampak dari manipulasi BBM yang dilakukan perusahaan.
Mengacu pada harga bensin saat ini sekitar US$ 3,60 per galon di Jepang, itu berarti perusahaan memberikan setiap pelanggan yang terkena dampak voucher setara 1.100 galon gratis dan masih akan impas.
Dikatakan, mereka yang skeptis untuk membeli saham perusahaan ini, harus melihat harga saham Volkswagen yang -1,35 persen usai dilanda skandal serupa pada September lalu.
Bahkan perusahaan membuat kesepakatan dengan Departemen Kehakiman AS untuk memperbaiki atau mengganti mobil yang terdampak aksi manipulasinya. Meski setelah sempat terjadi kepanikan awal, saham VW kembali pulih tajam. Sejak akhir September, saham VW bahkan menghasilkan pengembalian sekitar 20 persen.(Nrm/Ndw)