Liputan6.com, Jakarta - Pernikahan adalah momen yang terjadi seumur hidup sekali. Oleh karena itu, segalanya harus disiapkan dengan baik.
Sebaiknya biaya pernikahan juga disesuaikan dengan kemampuan. Budget terbatas pun bisa maksimal asalkan Anda punya konsep matang.
Baca Juga
Dalam mempersiapkan pernikahan, kedua pasangan harus terlibat. Jangan sampai hanya pihak wanita yang dibuat ribet sedangkan pihak pria terima jadi.
Advertisement
Â
Baca Juga
Semua keinginan harus diutarakan dan diwujudkan bersama. Jangan sampai karena kurang teliti, pernikahan yang seharusnya berkesan jadi berantakan seperti kasus-kasus yang pernah terjadi berikut seperti dikutip dari www.cekaja.com, Rabu (27/4/2016).
1. Mengecek portofolio fotografer
Foto pernikahan seharusnya menjadi kenangan manis seumur hidup. Namun tidak demikian dengan yang terjadi pada pasangan asal Singapura Jaclyn Ying dan Kelvin Tang.
Mereka menuntut kompensasi dari vendor penyelenggara pernikahan karena foto-foto yang dihasilkan jauh dari harapan. Ying menuangkan kekecewaannya di laman Facebook miliknya, dia bahkan mengaku menangis dan sangat marah. Postingannya ini sudah di share ribuan orang bahkan diulas media internasional.
Padahal harga yang ditawarkan tidaklah murah. Pasangan ini membayar SGD3.000Â atau sekitar Rp30 juta untuk paket foto pernikahan termasuk baju, tata rambut, make up, dan sesi foto selama 10 jam.
Rupanya saat memilih paket, calon pengantin tidak diperkenankan memilih fotografer. Mereka hanya sebatas diyakinkan hasil foto akan bagus karena paket yang mereka pilih disediakan oleh vendor ternama di Singapura.
Sebenarnya sejelek apa foto-foto pernikahan mereka? Beberapa foto menampilkan angle aneh, filter warna ganjil, fokus yang salah, dan buram. Agar hal ini tidak terulang pada pernikahanmu, pastikan Anda mengecek portofolio hasil karya fotografer sebelumnya.
Komunikasikan juga keinginanmu dengan jelas pada si fotografer. Misalnya Anda ingin dipotret close up pada momen tertentu atau diberi aba-aba saat harus menghadap kamera.
Make Up Sesuai Wajah
2. Mencoba make up sesuai wajah
Setiap pengantin ingin tampil cantik di hari pernikahan. Selain urusan memilih busana pengantin, make up juga tidak boleh sembarangan.
Pengantin Indonesia lebih cenderung memilih make up yang manglingi, membuat mereka sangat berbeda dengan aslinya, tapi tentu saja lebih cantik. Sedangkan make up pengantin ala barat cukup membuat wajah pengantin terlihat segar dan bersinar.
Apapun tipe make up pernikahan yang Anda pilih, pastikan kalau riasan di hari H nanti sesuai dengan bentuk wajahmu. Misalnya wajah bulat bisa menjadi terlihat lonjong dengan shading yang tepat.
Jangan sampai wajah bulat malah terlihat persegi karena penggunaan shading pada rahang tidak tepat. Perhatikan juga reputasi si make up artist. Make up artis yang profesional pasti memiliki make up beraneka warna karena tidak semua orang cocok dengan satu warna, dia juga harus mengerti kontur wajah, dan akan lebih baik jika punya sertifikat kecantikan.
Kalau merasa perlu, Anda bisa memintanya untuk mendadanimu dengan make up ala pengantin. Dengan cara ini Anda bisa memutuskan menyukai karyanya atau tidak.
Jika dirasa ribet, datang saja ke pernikahan yang makeup pengantinnya ditangani olehnya. Cara ini untuk melihat secara langsung, karena makeup dalam foto bisa menipu. Jangan sampai, make up di hari spesialmu jadi seperti foto di bawah ini ya!
3. Mencicipi masakan katering
Lokasi unik, gaun indah, dan tata rias yang cantik menjadi tak sempurna jika katering pada hari H ternyata tidak enak. Pepatah mengatakan, hal yang paling diingat dari para tamu saat datang ke pernikahan adalah makanan.
Kasus yang paling terjadi adalah makanan tidak enak, makanan habis padahal tamu masih banyak, atau kebersihan saat penyajian kurang terjaga sehingga tamu kurang berselera.   Â
Untuk menyiasatinya, Anda harus menghitung secara cermat berapa jumlah tamu yang datang dan berapa porsi katering yang dipesan. Anda juga wajib mencicipi setiap sampel makanan (test food) sebelum memutuskan memesan.
Jangan lupa bandingkan vendor katering yang satu dengan yang lain untuk mendapatkan yang terlezat. Terakhir, sebaiknya ada dua orang dari pihak keluarga yang mengawasi apakah porsi katering sesuai pesanan. Ini mencegah agar hidangan tidak habis sebelum waktunya. (Ahm/Ndw)
Advertisement