Investor Jepang Siapkan Rp 2 Triliun Dukung Program Sejuta Rumah

Perusahaan Jepang akan menyediakan kawasan perumahan di dalam kawasan industri.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 13 Mei 2016, 10:41 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2016, 10:41 WIB
20160108-BKPM-Siapkan-5-Strategi-Jakarta-AY
Kepala BKPM, Franky Sibarani menjelaskan strategi kejar target investasi 2016 kepada wartawan, Jumat (8/1). BKPM menyiapkan 5 langkah strategi mendukung pertumbuhan investasi tahun 2016. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Minat investasi Jepang kian beragam. Setelah mulai merambah sektor ritel garmen dan produk fashion, kini giliran sektor real estate yang diminati oleh investor negeri Sakura tersebut.

Hal ini ditandai dengan minat yang disampaikan oleh investor Jepang untuk mendukung program pemerintah membangun sejuta rumah per tahunnya.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengonfirmasi mengenai minat investasi yang disampaikan oleh investor Jepang tersebut.

"Salah satu grup bisnis besar Jepang saat ini merencanakan untuk berinvestasi pembangunan perumahan di Indonesia, untuk mendukung program satu Juta rumah Presiden Jokowi," ujar dia dalam keterangan resmi kepada media, Jumat (13/5/2016).

Franky menuturkan, fokus investasi perusahaan ini adalah menyediakan kawasan perumahan di dalam kawasan industri yang ditujukan untuk para tenaga kerja dari para tenant kawasan Industri, dengan menggunakan standar kualitas dan teknologi Jepang.

"Pada tahap awal perusahaan akan berinvestasi sekitar Rp 2 triliun di salah satu kawasan Industri di Jawa Barat, dan direncanakan investasi ini akan muliai direalisasikan pada semester dua 2016," jelas dia.

Franky menambahkan minat investasi yang disampaikan oleh investor Jepang tersebut positif bagi sektor real estate di Indonesia.

"Dengan masuknya pengembang dari Jepang tersebut akan mendorong persaingan serta berdampak positif pada pembangunan rumah yang dibutuhkan terutama oleh tenant-tenant di kawasan industri," papar dia.

Ketersediaan rumah di kawasan industri, menurut Franky, berpengaruh pada biaya hidup yang harus dikeluarkan oleh tenaga kerja yang ada di kawasan industri tersebut.  

"Dengan tidak perlunya pekerja tersebut mengeluarkan biaya transportasi ini akan positif terhadap perusahaan. Nanti ini dapat menjadi bagian dari fasilitas atau remunerasi yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya," ungkap dia.

Sementara Deputi Bidang Pengendalian dan Pelaksanaan Penanaman Modal Azhar Lubis yang kemarin 12 Mei 2016 melakukan kegiatan pemasaran investasi serta one on one meeting di Osaka menyampaikan minat investasi di sektor realestat tersebut akan dikawal oleh tim marketing officer wilayah pemasaran Jepang dan kantor perwakilan BKPM di Tokyo yang juga berkoordinasi dengan perwakilan RI di Jepang.

"Kami akan mengawal minat investasi yang telah disampaikan hingga menjadi komitmen investasi dan juga nantinya untuk direalisasikan," kata dia.

Kuartal I tahun 2016 ini, investasi Jepang di Indonesia tercatat mencapai US$ 1,58 miliar terdiri dari 427 proyek dan menyerap 28.377 tenaga kerja. Posisi Jepang berada di peringkat kedua dari daftar negara sumber investasi di Indonesia. Jepang berada di bawah Singapura dan di atas Hong Kong, Tiongkok dan Belanda.

Di tahun 2016 BKPM menargetkan capaian realisasi investasi bisa tumbuh 14,4 persen dari target tahun 2015 atau mencapai Rp 594,8 triliun.

Realisasi ini dikontribusi dari PMA sebesar Rp 386,4 triliun atau naik 12,6 persen dari target PMA tahun lalu, serta dari PMDN sebesar Rp 208,4 triliun naik 18,4 persen dari target PMDN tahun lalu. Sedangkan dari sisi penyerapan tenaga kerja di tahun 2016, BKPM menargetkan penyerapan 2 juta tenaga kerja. (Yas/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya