Liputan6.com, Jakarta Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) siap mengalokasikan gas untuk PT PLN (Persero) yang akan digunakan sebagai bahan bakar pembangkit.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan, Kementerian ESDM memiliki data konsumsi gas sehingga bisa mengetahui jika ada pengguna yang akan kehabisan pasokan gasnya. Data pemerintah menunjukkan bahwa gas untuk PLN masih memadai.
Baca Juga
"Kita ada datanya kalau habis ya tentu (dapat diketahui)," kata Wiratmaja di Jakarta, Sabtu (28/5/2016).
Advertisement
Namun Wiratmaja memastikan jika pasokan gas untuk PLN terbukti segera habis, Kementerian ESDM siap mengalokasikan gas dari sumber lain agar PLN tidak mengalami kekurangan gas untuk pembangkit.
Â
Baca Juga
"Kita berdasarkan data buka berdasarkan asumsi dan kekhawatiran kalau datanya begini ya begini. Gas itu tidak‎ hari ini mengalir, besok tidak, ada perencanaannya. Kita bisa diskusikan kalau butuh lebih kita diskusikan source-nya dari mana‎," ungkap Wiratmaja.
PLN sebelumnya ‎mengkhawatirkan pasokan gas untuk bahan bakar pembangkitnya yang kian menipis, padahal kebutuhannya terus mengalami peningkatan.
Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur & Bali PLN Amin Subekti‎ mengatakan, mulai tahun depan PLN mulai mengalami kekurangan pasokan gas sebanyak 118 miliar british thermal unit per hari (bbtud) dan pada 2019 meningkat menjadi 1.100 bbtud.
"Situasi saat ini adalah kalau situasi masih secure (aman) tetapi mulai tahun depan itu mulai defisit gas," ungkap Amin.
‎Kekurangan pasokan gas terjadi pada pembangkit sebagian besar yang terletak di wilayah Jawa bagian barat, Jawa bagian timur dan Bali. Hal tersebut membuat PLN khawatir pada keberlangsungan pasokan listrik jika pembangkit tersebut tidak dapat pasokan gas untuk bahan bakar pemutar turbin.
‎Amin melanjutkan, sejumlah tantangan yang dihadapi PLN saat ini. salah satunya yaitu kondisi pasokan gas yang masa kontaknya akan habis, dan kontrak kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) dalam mengelola lapangan gas yang memasok PLN juga akan habis.
Menurut Amin, ke depan kebutuhan gas untuk sektor kelistrikan terus meningkat dengan adanya program kelistrikan 35 ribu megawatt (MW), di mana pembangkit dengan kapasitas sekitar 13 ribu MW menggunakan sumber energi gas, dan porsi gas dalam bauran energi ‎sebanyak 25 persen. (Pew/Ndw)