Pemerintah Masih Buka 28 Ribu Lowongan CPNS Tahun Ini

Lowongan CPNS ini akan dialokasikan untuk jabatan dan posisi tertentu sesuai kebutuhan pemerintah.

oleh Septian Deny diperbarui 07 Jun 2016, 15:44 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2016, 15:44 WIB
Tes CPNS
Ilustrasi tes CPNS (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Pada tahun ini pemerintah masih akan merekrut sekitar 28 ribu calon pegawai negeri sipil (CPNS). Lowongan CPNS ini akan dialokasikan untuk jabatan dan posisi tertentu sesuai kebutuhan pemerintah.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Yuddy Chrisnandi menyatakan perekrutan dilakukan karena masih ada ruang dalam alokasi belanja pegawai pemerintah yang dianggarkan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Pada Tahun Anggaran 2016, alokasi belanja pegawai mencapai 80 ribu orang.

"Kalau yang dianggarkan Kementerian Keuangan untuk tahun anggaran 2016 itu rekrutmen sekitar 80 ribuan PNS baru untuk 2016," ujar dia di Jakarta, Selasa (7/6/2016).


Namun dari total alokasi tersebut, lanjut Yuddy, sampai saat ini ‎baru terpakai 52 ribu. Dengan rincian, 11 ribu untuk CPNS dari sekolah kedinasan seperti IPDN, Sekolah Tinggi Ilmu Statistik, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Sekolah Tinggi Intelijen, BMKG dan lain-lain.

Sedangkan 41 ribu dialokasikan untuk merekrut bidan pegawai tidak tetap (PTT) dan dokter PTT. "Jadi kan kita belum gunakan semua‎," kata dia.

Sisa alokasi 28 ribu CPNS tersebut akan masuk pada sejumlah sektor yang mendukung visi misi Nawacita Presiden Joko Widodo (Jokowi), salah satunya sektor pertanian. Namun hingga saat ini total kebutuhan masih dalam perhitungan. "Kami akan merekrut penyuluh pertanian, jumlahnya sedang dihitung," ungkap dia.

Dengan perekrutan PNS baru ini, diharapkan akan menggenapkan kebutuhan pegawai pada sektor prioritas pemerintah. Selain itu, perekrutan tersebut juga akan menggantikan para PNS yang telah memasuki masa pensiun pada tahun ini.

"Ya itu hanya betul-betul menggenapkan kebutuan untuk prioritas program Nawacita dulu. Yang pensiun 120 ribu. Itu saja sudah negatif growth," tandas dia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya