Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air/PLTA Jatigede kapasitas 2 X 55 MegaWatt/MW memasuki tahap pekerjaan terowongan air. PLTA Jatigede diperkirakan dapat beroperasi secara commercional operation date (COD) pada 2019.
General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah 1 (UIP JBT 1), Anang Yahmadi mengatakan, terowongan tersebut adalah akses untuk pekerjaan waterway Nomor 2 dan diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi kesuksesan pembangunan Proyek PLTA Jatigede 2X55 MW. Sementara itu, untuk Tunnel Nomor 1 saat ini sedang dalam pembuatan struktur atas portal sebagai bagian persiapan pelaksanaan pengeboran.
Baca Juga
“Pelaksanaan konstruksi adit tunnel 2 sempat dipindahkan di area baru disebabkan area sebelumnya berada di daerah longsoran. Dengan dimulainya ekskavasi di lokasi baru, pelaksanaan tunneling Alhamdulillah dapat berjalan dengan baik sesuai rencana," katanya.
Advertisement
Walaupun saat ini general construction program direvisi, namun COD diharapkan tetap sesuai rencana pada Maret 2019.
Kontraktor bisa mempercepat untuk mengejar rencana yang sudah ada. Proses relokasi warga di dalam area proyek dapat dilaksanakan pada Juli 2016, sehingga ekskavasi di area powerhouse dapat dilaksanakan dengan penuh.
Anggaran untuk PLTA Jatigede tahun 2016 ini sebesar sekitar US$ 30 juta, yang menggunakan APLN. PLN telah menyiapkan disbursement dan sekarang perkembangan pekerjaan tergantung kepada performa Kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan sehingga target pekerjaan dapat selesai sesuai target yang direncanakan.
Sejauh ini sampai Semester 1, baru terserap sekitar US$ 5-6 juta dengan progres pekerjaan sekitar 10 persen.
PLTA Jati Gede yang terletak di Kecamatan Tomo dan Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang Jawa Barat merupakan prioritas Pemerintah pada program pembangunan kelistrikan 35 ribu MW.
PLTA Jatigede akan memanfaatkan air waduk Jatigede yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Waduk Jatigede merupakan waduk terbesar kedua di Indonesia setelah waduk Jatiluhur Purwakarta dan terbesar di Asia Tenggara. Dengan total kepala keluarga (KK) yang terkena proyek waduk ini sebanyak 11.469 KK dengan luas lahan sekitar 4.983 Hektar.