Begini Dampak Brexit bagi Industri Pariwisata Inggris

Kini para wisatawan harus bersiap-siap untuk menghadapi harga lebih mahal yang ditawarkan oleh penyedia jasa pariwisata.

oleh Vina A Muliana diperbarui 27 Jun 2016, 17:58 WIB
Diterbitkan 27 Jun 2016, 17:58 WIB
Ini Dampak Industri Pariwisata Inggris Pasca Brexit
Kini para wisatawan harus bersiap-siap untuk menghadapi harga yang lebih mahal yang ditawarkan oleh penyedia jasa pariwisata.

Liputan6.com, Jakarta - Hasil referendum yang menyatakan Inggris keluar dari Uni Eropa atau disebut Britain Exit/Brexit ternyata membawa dampak signifikan di beberapa bidang. Salah satunya adalah industri pariwisata.

Nilai pound sterling yang kini melemah membuat wisatawan asal Inggris harus rela merogoh kocek lebih dalam ketika berlibur.

Mengutip Independent.co.uk, Senin (27/6/2016), kini para wisatawan harus bersiap-siap untuk menghadapi harga lebih mahal yang ditawarkan oleh penyedia jasa pariwisata.

Hal itu karena sebagian besar harga yang ditawarkan oleh jasa pariwisata dijual dengan mata uang euro maupun dolar Amerika Serikat. Kejatuhan nilai pound sterling setelah Brexit membuat kenaikan harga 12 – 15 persen.

Selain harga penyewa jasa pariwisata, harga yang naik tersebut juga dipengaruhi oleh harga minyak. Minyak yang selama ini dijual dengan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) menyebabkan harga dari beberapa biaya penunjang pariwisata meningkat. Hal-hal tersebut seperti harga tiket pesawat, tiket kendaraan umum atau harga makanan.

Asosiasi Agen Perjalanan Inggris mengingatkan warga Inggris untuk tidak kaget ketika kini agen perjalanan mematok harga lebih tinggi hingga 10 persen. Hal ini tak terlepas penyesuaian pound sterling yang melemah setelah hasil referendum resmi dirilis.

Menurut data Uni Eropa, pelancong Inggris sering bepergian ke negara anggota UE. Negara UE dengan kunjungan wisatawan Inggris tertinggi adalah Spanyol yang bermata uang euro. Tercatat ada 117 juta orang bepergian melalui udara antara Inggris dan negara Uni Eropa selama 2015.

Hasil Brexit bukan hanya membuat para agen wisata bersiap menetapkan harga lebih tinggi, tapi juga membuat khawatir perusahaan penerbangan Inggris.

Topik yang diperkirakan akan menjadi perbincangan hangat terkait permasalahan Brexit adalah kebijakan Open Skies. Sebelum keluar, keuntungan terbesar yang dapat didapat dengan menjadi anggota Uni Eropa adalah akses bebas penerbangan udara yang dikenal dengan istilah Open Skies.

Keputusan Inggris untuk keluar dari Uni Eropa ini akan berefek bagi berbagai maskapai asal Inggris. Mereka takut maskapai Inggris akan sulit untuk melintas di langit Eropa. (Vna/Ahm)

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

Ingin tahu bagaimana mengatur THR agar tak jebol saat Lebaran? Yuk simak video berikut:

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya