Liputan6.com, Jakarta- Bank Indonesia mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaannya terkait meningkatnya peredaran uang palsu jelang Lebaran.
‎Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara mengungkapkan‎, beberapa modus dipakai pelaku, sehingga uang palsu itu bisa beredar ke masyarakat.
"Berdasarkan statistik BI, temuan uang palsu lebih banyak ketika jumlah uang yang beredar di masyarakat meningkat," kata Tirta saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin (4/7/2016).
Tirta menjelaskan, pengedar biasanya mengedarkan uang palsu tersebut di pasar-pasar tradisional atau di beberapa gerai belanja yang masih minim alat pendeteksi uang palsu.
Advertisement
Baca Juga
Namun demikian, Tirta mengaku peredaran uang palsu pada tahun ini menurun jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.‎
"‎Tahun ini sudah jauh berkurang, hanya lima lembar per satu juta lembar uang asli, dibanding tahun lalu mencapai 21 lembar per sejuta. Tahun-tahun sebelumnya hanya antara 8-11 lembar per satu juta," kata Tirta.
Dengan kata lain, ‎peluang seseorang mendapatkan uang palsu saat ini 5 per satu juta lembar, atau sekitar 0,05 persen. "Memang kecil sekali. Tapi sekecil apa pun, BI tetap concern adanya uang palsu, karena merugikan masyarakat," katanya. (Yas/Ndw)