Musim Mudik, Penumpang Bandara Depati Amir Babel Naik 30 Persen

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi salah satu bandara yang disesaki pemudik.

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 03 Jul 2016, 12:52 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2016, 12:52 WIB
Bandara Depati Amir
Bandara Depati Amir

Liputan6.com, Jakarta - Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi salah satu bandara yang disesaki pemudik. Baik yang datang atau yang pergi, lonjakan penumpang di bandara ini naik 30 persen jika dibandingkan kondisi normal.

General Manager Bandara Depati Amir, Eko Prihadi mengatakan, dalam sehari sejak H-5 lebaran, jumlah pemudik yang memadati bandara di Kabupaten Bangka Tengah ini mencapai 7.800 orang.

"Ini sudah penuh, naik 30 persen kalau dibanding hari normal. Namun kurang lebih sama dengan lebaran tahun lalu," ujar Eko, Minggu (7/6/2016)

Eko mengungkapkan, tak hanya yang datang mudik ke kampung halamannya di Bangka. Namun yang pemudik keberangkatan pun sama padatnya. Eko menyebut, porsinya masing-masing 50 persen.

"Tujuannya ke Jakarta, Palembang, Batam dan Tanjung Pandan," katanya.

Terminal Baru

Kondisi terminal di bandara yang memiliki luas total 152 hektar ini sudah disebutkan Eko sudah tak layak, karena kapasitas tak bisa menampung semua penumpang.

Dalam setahun, jumlah penumpang yang melakukan perjalanan di bandara ini mencapai 1,7 juta orang. Sedangkan terminal bandara yang ada sekarang ini hanya sanggup menampung 350 ribu orang.

Eko mengatakan, saat ini tengah dibangun terminal baru untuk menampung kelebihan muatan tersebut. Kapasitasnya mencapai 1,5 juta orang. Sayangnya, terminal ini belum bisa beroperasi.

"Sedang dibangun akses jalan dan parkir, belum selesai. Kontrak selesai September, mudah-mudahan saat itu bisa beroperasi," lanjut Eko.

Terminal yang baru ini berkonsep modern, jauh berbeda dengan kondisi terminal yang lama. Jika sudah dioperasikan, Eko menyebut terminal lama akan dijadikan area komersil.

Eko bercerita, bukan perkara mudah untuk menyelesaikan pembangunan area parkir dan jalan akses. Pasalnya kontur tanah yang tak beraturan menjadi tantangan yang cukup sulit. Lahan yang dipakai adalah lahan bekas penambang timah liar. Agar rata, lahan yang dulunya dikeruk tersebut harus ditimbun lagi yang notabene tak mudah dan mahal.

"Kita bangun dari 2013, total anggarannya sekitar Rp 300 miliar," tuturnya.

Selain terminal, Eko mengatakan di 2017 panjang landasan pacu alias runway akan diperpanjang menjadi 2.600 meter dari yang beroperasi sekarang 2.250 meter.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya