Pertemuan G-20 Dorong Ciptakan Kesempatan Kerja

Pertemuan menteri tenaga kerja anggota G-20 akan hasilkan deklarasi menteri tenaga kerja G20 untuk mendorong penciptaan kesempatan kerja.

oleh Septian Deny diperbarui 11 Jul 2016, 17:32 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2016, 17:32 WIB
Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri akan hadiri pertemuan menteri tenaga kerja negara G-20 di Tiongkok
Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri akan hadiri pertemuan menteri tenaga kerja negara G-20 di Tiongkok

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M Hanif Dhakiri dijadwalkan menghadiri Pertemuan para Menteri Tenaga Kerja anggota G20 (G20 Labour Ministerial Meeting/G20-LEMM) yang berlangsung di Peony Hall, FanghuaVilla, Diaoyutai State Guesthouse, Beijing, Tiongkok. Pertemuan tersebut berlangsung pada 12-13 Juli 2016.

Hanif mengungkapkan, pertemuan para menteri-menteri tenaga kerja ini akan menghasilkan Deklarasi Menteri Tenaga Kerja G20. Deklarasi tersebut meliputi upaya untuk mendorong penciptaan kesempatan kerja yang memadai/generate adequate job opportunities, peningkatan karyawan dan kerja layak.

Selain itu, dalam pertemuan tersebut akan dibahas kesepakatan bersama untuk penciptaan lapangan kerja dan kebijakan makro ekonomi yang mendukung kebijakan terhadap peningkatan terserapnya angkatan kerja di pasar kerja, upaya-upaya G20 untuk meningkatkan kualitas magang dan prinsip-prinsip kebijakan pengupahan yang berkelanjutan dan rasional.

"Deklarasi Menteri Tenaga Kerja anggota G20 ini menjadi masukan yang penting bagi para pemimpin negara anggota G20," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (11/7/2016).

Hanif mengungkapkan, dalam pertemuan ini, akan didorong upaya-upaya bersama untuk mengatur strategi pertumbuhan ekonomi dan perencanaan ketenagakerjaan yang diharapkan menguntungkan sektor ketenagakerjaan di negara masing-masing.

"Para Menteri Tenaga Kerja sepakat bahwa pertumbuhan ekonomi harus disertai dengan perluasan kesempatan kerja, dan dinikmati oleh masyarakat, pekerja, dan pengusaha sehingga tercipta pertumbuhan yang inklusif," kata dia.

Untuk mewujudkan semua itu, lanjut dia, maka diperlukan kerja sama yang intensif dengan lembaga lain terutama dukungan dari Kementerian Keuangan.

"Pertumbuhan ekonomi harus menciptakan pekerjaan yang lebih baik, upaya meningkatkan partisipasi kerja dan menanggulangi pengangguran, serta meningkatkan partisipasi wanita dan kaum muda di dalam dunia kerja," ungkap dia.

Hanif berharap hasil pertemuan Menteri-menteri  Tenaga Kerja anggota G20 ini akan dapat diimplementasikan dalam upaya membangun ketenagakerjaan di Indonesia.

Pertemuan  G20  LEMM yang dibuka oleh Yin Weimin, Menteri Sumber Daya Manusia dan Kesejahteraan Sosial Republik Rakyat Tiongkok (PRT) ini  dihadiri oleh para Menteri Tenaga Kerja anggota G20, dan  para pejabat ILO, OECD, Bank Dunia, serta IMF.

Dalam pertemuan tersebut para Menteri Tenaga Kerja berdiskusi dengan para mitra sosial dari kelompok Serikat Pekerja, Pengusaha, Lembaga Sosial Masyarakat, dan kelompok Pekerja Muda dari negara-negara anggota G20.

Negara-negara G-20 yakni Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, Inggris Raya, RRC, India, Indonesia, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Meksiko, Prancis, Rusia, Turki dan Uni Eropa. (Dny/Ahm)


*Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya