Liputan6.com, Jakarta - Ilham Akbar Habibie, anak pertama BJ Habibie berusaha memajukan perekonomian Indonesia melalui teknologi. Baginya, teknologi sama seperti ilmu lain yang dapat diterapkan dalam berbagai permasalahan guna mencari solusi.
Dia menilai, salah satu penyebab permasalahan ekonomi di Indonesia adalah akibat kurangnya penyerapan produk dalam negeri oleh rakyat.
“Selama ini orang Indonesia masih skeptis (ragu-ragu) dengan produk dalam negeri,” ujar Ilham Habibie dalam acara Inspirato yang digelar Liputan6.com di Gedung SCTV Tower, Selasa (19/7/2016).
Advertisement
Pria berusia 53 tahun ini menilai, Indonesia sebenarnya pasar yang bagus untuk industri teknologi. Indonesia bisa meniru Korea Selatan. “Orang Korea (Korea Selatan) menggunakan 90 persen produk dari negara sendiri, dengan begitu negara mereka maju,” ujar Ilham.
Direktur PT ILTHABI Rekatama ini mengatakan, dengan jumlah penduduk mencapai 67 juta jiwa saja, industri teknologi Korea Selatan bisa meningkat. Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 260 juta jiwa maka negara ini juga bisa mengalami hal serupa. “Indonesia sebenarnya adalah pasar yang baik,” dia menambahkan.
Baca Juga
\Penyebab lain masalah ekonomi Indonesia, terkait kurangnya inovasi industri teknologi di Indonesia. “Indonesia minim penelitian dan pengembangan,” ujar Ilham.
Berdasarkan data, setiap negara berkembang harus memberikan sumbangsih minimal 1 persen dari total Produk Domestik Bruto(PDB) di dunia. China sebagai negara berkembang berhasil menyumbangkan 1,4 persen. Sedangkan Indonesia hanya menyumbangkan kurang dari 0,1 persen dari PDB dunia.
Sebab itu, menurut Ilham, Indonesia harus memperkuat penelitian dan pengembangan terutama dari sektor industri. “Karena selama ini yang menyokong penelitian dan pengembangan, 80 persen dari pemerintah,” ujar pria yang telah tinggal 31 tahun di Jerman ini.
Pria kelahiran 16 Mei 1963 ini menambahkan, industri juga harus mendukung penelitian dan pengembangan, terutama di universitas. “Permasalahannya belum ada rasa saling percaya antara universitas dan industri,” jelas dia.
Bagi dirinya, upaya mengatasi permasalahan ekonomi di Indonesia, adalah dengan melakukan inovasi di bidang teknologi, terutama di bidang pesawat terbang. Baginya, pasar pesawat terbang di Indonesia cukup besar.
“Indonesia masuk top 10 jumlah penumpang pesawat terbang, di mana mencapai 80 juta penumpang per tahun,” kata Ilham.
Pesawat inovasi R-80 yang sedang dalam pengembangan diyakini akan membantu penumpang Indonesia terutama untuk penerbangan jarak pendek. “Rencananya bisa digunakan tahun 2019,” tutur dia.
Selain itu, Ilham meyakini bahwa inovasi pesawat terbangnya akan melancarkan distribusi produk di Indonesia. “Karena kalau mau ngirim barang cepat ya gunakan pesawat,” kata pria kelulusan Universitas Teknik Munich. (Aldo Lim/nrm)