Ada Tax Amnesty, Schroders Indonesia Kejar Dana Kelolaan Rp 80 T

Pada tahun lalu, Schroders Indonesia mengantongi total dana kelolaan sekitar Rp 68 triliun.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 29 Jul 2016, 21:20 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2016, 21:20 WIB
20151101-Penyimpanan Uang-Jakarta
Aktivitas di ruang penyimpanan uang BNI, Jakarta, Senin (2/11/2015). Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat jumlah rekening simpanan dengan nilai di atas Rp2 miliar pada bulan September mengalami peningkatan . (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Schroders Investment Management Indonesia (Schroders Indonesia) menargetkan total dana kelolaan (Asset Under Management/AUM) sebesar Rp 80 triliun sampai akhir tahun. Pada tahun lalu, perusahaan mengantongi AUM sekitar Rp 68 triliun.

Presiden Direktur PT Schroders Investment Management Indonesia ‎Michael Tjoajadi mengatakan, adapun sampai saat ini perusahaan merealisasikan AUM sekitar Rp 75 triliun.

"Target tahun ini mudah-mudahan aku bisa achieve Rp 80 triliun," kata dia di Club House Restaurant Jakarta, Jumat (29/7/2016).

Dia menerangkan, dana kelolaan tersebut bakal tumbuh seiring dengan jalannya Program Pengampunan Pajak (tax amnesty). Sebab program ini mendorong warga Indonesia berinvestasi.

"Kita berpikir, tax amnesty orang banyak investasi, karena capital market aset yang diinvestasikan oleh dana repatriasi. Kita berharap pertumbuhan ekonomi baik, membuat laba perusahaan publik naik, indeks naik," tambah dia.

Namun begitu, dia mengaku, belum berniat untuk merilis produk baru. Perusahaan akan memaksimalkan produk yang ada untuk menampung dana tax amnesty. "Kita bisa menampung US$ 2 miliar-US$ 3 miliar," ujar dia.

Dia mengatakan, saat ini perusahaan sedang fokus untuk melakukan sosialisasi tax amnesty di beberapa kota besar seperti Makasar, Surabaya, Jakarta, Bandung, Cirebon, Denpasar, dan Medan. ‎Hal tersebut untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya dan tata cara tax amnesty. "Belum menambah produk, kita masih fokus road show. Kita akan pakai existing produk," tandas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya